tag:blogger.com,1999:blog-47801536046480297492024-03-13T02:07:04.984-07:00Muhammad Yusuf's BlogAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.comBlogger22125tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-40554609781472432592014-10-25T21:45:00.001-07:002014-10-25T21:45:17.501-07:00<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
Keledai Menyanyi
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy9HEVCDSAhr8K6-nVBvjsecFBv-9M-7x3XeSdDnEy9PhWSalQowZZBvzr0V2dF-0Lz6gDcNsw4JxSXKhRLDIu0DFmEe9o9yNL9egI1MEWTwIGBhE6J44lkWTLD7-Xx93y2AX56s9bduk/s1600/i-157.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy9HEVCDSAhr8K6-nVBvjsecFBv-9M-7x3XeSdDnEy9PhWSalQowZZBvzr0V2dF-0Lz6gDcNsw4JxSXKhRLDIu0DFmEe9o9yNL9egI1MEWTwIGBhE6J44lkWTLD7-Xx93y2AX56s9bduk/s320/i-157.jpg" width="214" /></a></div>
Disinari sinar matahari pagi, rumput berbalut embun pagi bersinar
seperti kilauan kaca. Lagi dan lagi keledai menggosok hidungnya di
atasnya. Butiran air menggantung sebentar di hidung hitamnya yang besar
dan kemudian menggelinding jatuh seperti kelereng. Badannya kurus,
bahkan tulang-tulang iganya tampak menonjol keluar di sisi tubuhnya.
Kakinya gemetaran hampir-hampir tidak bisa menyangga tubuhnya. Beberapa
kali ia doyong hampir jatuh terlentang.<br />
Pada kondisi inilah Pak Tani menemukannya, dan ia masih menjilat-jilat
embun di rerumputan. Jelas sekali keledai ini pasti sakit atau
kelaparan. Tetapi ia tidak mau makan tunas rumput yang lunak
kesukaannya.<br />
"Semua ini karena musik," kata keledai itu dengan sedih ketika Pak Tani menanyakan kenapa ia merana. "Semua ini untuk musik!"<br />
"Musik?!" Pak Tani berseru keheranan. "Apa hubungannya musik dengan ini?"<br />
"Yah, kamu tahu," jawab keledai. "Aku dengar si jangkrik bisa menyanyi
dengan indah sehingga aku ingin bisa bernyanyi seindah mereka. Aku pikir
sangat luar biasa jika aku bisa menghibur banyak penonton. Ketika aku
tanya bagaimana bisa mereka melakukannya, jawabnya mereka hanya hidup
dengan minum embun di rerumputan. Aku sudah tidak makan apa-apa sejak
minggu lalu kecuali air embun. Aku sudah mau mati kelaparan. Tapi tetap
saja aku hanya bisa meringkik!"<br />
"Dasar kamu bodoh, keledai bodoh!" Pak Tani tertawa. Ia lalu membawakan
keledai itu sekumpulan tunas tanaman, lalu berkata, "Kamu pikir jika
saya hanya makan rumput lalu saya nantinya bisa meringkik?" <br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-87140160762680392532014-10-25T21:44:00.002-07:002014-10-25T21:46:30.146-07:00<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
Pemburu dan Penebang Kayu
</h3>
<div class="post-header">
</div>
Alkisah, ada seorang pemburu yang tinggal di sebuah desa kecil. Walaupun
ia seorang pemburu, sayangnya ia tidak begitu pemberani.<br />
Akhir-akhir ini seekor singa sering datang memangsa ternak milik para
penduduk. Ia sudah menelan domba, biri-biri, kambing, kuda, sapi, dan
banteng. Para penduduk lalu meminta pemburu itu untuk menangkap binatang
ganas itu segera.<br />
<img border="0" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhBNSxO7Gl9VUUYMFdseKPKX7t2Ak7213JGwIV2Phy220lWDTPzAKxqVhAY9_xvbHkqp8c5dzHOiTN69BuP9Tc1vwhnwB5Ek7s-iRPegfwf53p26ZwQ_WGx4FNIkMnLpuG06z4FrlVKGk/s400/singa.png" width="400" /><br />
Pemburu itu berkemas dengan malas. Ia membawa senjatanya pergi ke dalam
hutan. Tak berapa lama, ia bertemu dengan seorang penebang kayu.
Penebang itu sedang mengayunkan kapaknya ke sebuah pohon besar. <br />
"Hai penebang kayu!" pemburu itu menyapa dengan gagah. "Apakah kamu melihat jejak singa di sekitar sini?"<br />
"Tak hanya jejaknya, atau bahkan sarangnya. Aku akan membawa singa itu kepadamu sekarang!" jawab penebang kayu.<br />
Seketika wajah pemburu itu menjadi pucat seputih kapas. Sambil menggigil
ketakutan, ia menjawab, "Tidak usah! Terimakasih! Bukan singa yang aku
cari. Aku hanya mencari jejaknya saja!" Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-15987813061185528262014-10-25T21:43:00.002-07:002014-10-25T21:43:55.122-07:00<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
Orang Tamak dan Orang Dengki
</h3>
<div class="post-header">
</div>
Dua orang hidup bertetangga. Mereka masing-masing memiliki sifat buruk.
Yang satu orangnya tamak. Ia tidak pernah puas dengan apa yang ia
peroleh. Yang satu lagi orangnya pendengki. Ia tidak pernah suka jika
tetangganya memperoleh kebahagiaan.<br />
Dalam ketamakannya, si tamak berdoa agar semua keinginannya selalu
dikabulkan. Dan karena kedengkiannya, si dengki berharap agar apa pun
yang didapat si tamak, ia ingin mendapatkan dua kali lebih banyak.<br />
Suatu saat si tamak berdoa mengharapkan sebuah kamar penuh terisi emas,
dan doanya terkabul. Demikian juga doa si dengki turut dikabulkan, ia
mendapatkan dua buah kamar yang penuh terisi emas. Dua kali lebih banyak
daripada si tamak.<br />
Kebahagiaan si tamak tidak berlangsung lama, begitu ia tahu, tetangganya
yang pendengki mendapatkan harta dua kali lebih banyak. Tak tahan
melihatnya, tak sengaja ia berucap, "Butakan saja sebelah mataku
sehingga aku tidak perlu melihat tetanggaku memilikinya!"<br />
Dan doanya terkabul. Demikian juga doa tetangganya yang pendengki. Ia
mendapatkan dua kali lebih banyak. Sekarang kedua matanya tidak dapat
melihat. Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-83382979049314450632014-10-25T21:40:00.003-07:002014-10-25T21:40:32.624-07:00<h4>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Asal Mula Rumah Siput </span></span></h4>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dahulu
kala, siput tidak membawa rumahnya kemana-mana… Pertama kali siput
tinggal di sarang burung yang sudah ditinggalkan induk burung di atas
pohon .</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Malam
terasa hangat dan siang terasa sejuk karena daun-daun pohon merintangi
sinar matahari yang jatuh tepat ke sarang tempat siput tinggal. Tetapi
ketika musim Hujan datang, daun-daun itu tidak bisa lagi menghalangi air
hujan yang jatuh,.. siput menjadi</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">basah dan kedinginan terkena air hujan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kemudian
siput pindah ke dalam lubang yang ada di batang pohon, Jika hari panas,
siput terlindung dengan baik, bahkan jika hujan turun, siput tidak akan
basah dan kedinginan. Sepertinya aku menemukan rumah yang cocok
untukku, gumam siput dalam hati.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tetapi
di suatu hari yang cerah, datanglah burung pelatuk ,,
tok..tok…tok…burung pelatuk terus mematuk batang pohon tempat rumah
siput, siput menjadi tergang</span><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">g</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">u dan tidak bisa tidur,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan
hati jengkel, siput turun dari lubang batang pohon dan mencari tempat
tinggal selanjutnya. Siput menemukan sebuah lubang di tanah,
kelihatannya hangat jika malam datang, pikir siput. Siput membersihkan
lubang tersebut dan memutuskan untuk tinggal di dalamnya, tetapi ketika
malam datang, tikus-tikus datang menggali dari segala arah merusak rumah
siput. Apa mau dikata, siput pergi meninggalkan lubang itu untuk
mencari rumah baru….</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Siput
berjalan terus sampai di tepi pantai penuh dengan batu karang.
Sela-sela batu karang dapat menjadi rumahku !!! siput bersorak senang,
aku bisa berlindung dari panas matahari dan hujan, tidak aka nada burung
pelatuk yang akan mematuk batu karang ini, dan tikus-tikus tidak akan
mampu menggali lubang menembus ke batu ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Siput
pun dapat beristirahat dengan tenang, tetapi ketika air laut pasang dan
naik sampai ke atas batu karang, siput ikut tersapu bersama dengan
ombak. Sekali lagi siput harus pergi mencari rumah baru. Ketika berjalan
meninggalkan pantai, siput menemukan sebuah cangkang kosong, bentuknya
cantik dan sangat ringan….</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 54pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karena lelah dan kedinginan, Siput masuk ke dalam cangkang itu , merasa hangat dan nyaman lalu tidur bergelung di dalamnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 54pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ketika
pagi datang, Siput menyadari telah menemukan rumah yang terbaik
baginya. Cangkang ini sangat cocok untuknya. Aku tidak perlu lagi
cepat-cepat pulang jika hujan turun, aku tidak akan kepanasan lagi,
tidak ada yang akan menggangguku, …. aku akan membawa rumah ini
bersamaku ke manapun aku pergi. </span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-2360975753800752722014-10-25T21:38:00.002-07:002014-10-25T21:38:32.464-07:00<h3>
Asal Usul Danau Toba</h3>
<div class="entry">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: verdana; font-size: x-small;"> <a href="https://dongenguntuksemua.files.wordpress.com/2013/02/mht4f61.jpg"><img alt="mht4F6(1)" class="alignleft size-full wp-image-33" src="https://dongenguntuksemua.files.wordpress.com/2013/02/mht4f61.jpg?w=570" /></a>Di
sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang
petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia
bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah.
Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih
hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing
ikan di sungai. “Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar,”
gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya
dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik
kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan
cukup besar. </span></span></div>
<div align="justify">
<span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: verdana; font-size: x-small;"> <a href="https://dongenguntuksemua.files.wordpress.com/2013/02/mht4f91.jpg"><img alt="mht4F9(1)" class="alignright size-full wp-image-34" src="https://dongenguntuksemua.files.wordpress.com/2013/02/mht4f91.jpg?w=570" /></a>Ia
takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna
kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol
memancarkan kilatan yang menakjubkan. “Tunggu, aku jangan dimakan! Aku
akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.” Petani tersebut
terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan
yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan
itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. “Bermimpikah
aku?,” gumam petani. </span></span></div>
<div align="justify">
<span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: verdana; font-size: x-small;">“Jangan
takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi
padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata,” kata gadis
itu. “Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu,” kata
gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka
sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu
mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor
ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat. </span></span></div>
<div align="justify">
<span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: verdana; font-size: x-small;"> <a href="https://dongenguntuksemua.files.wordpress.com/2013/02/mht4fc1.jpg"><img alt="mht4FC(1)" class="alignleft size-full wp-image-35" src="https://dongenguntuksemua.files.wordpress.com/2013/02/mht4fc1.jpg?w=570" /></a>Setelah
sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita
bersama petani tersebut. “Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,”
gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami
yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah
dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya,
petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan
mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan
usaha petani. “Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! ”
kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan
Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin
bekerja. </span></span></div>
<div align="justify">
<span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: verdana; font-size: x-small;">Setahun
kemudian, kebahagiaan Petan dan istri bertambah, karena istri Petani
melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan
mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang
anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia
mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu
selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat
dimakannya sendiri. </span></span></div>
<div align="justify">
<span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: verdana; font-size: x-small;">Lama
kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu
pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan
Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. “Ya, aku akan bersabar,
walau bagaimanapun dia itu anak kita!” kata Petani kepada istrinya.
“Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan
ayah yang baik,” puji Puteri kepada suaminya. </span></span></div>
<div align="justify">
<span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: verdana; font-size: x-small;"> <a href="https://dongenguntuksemua.files.wordpress.com/2013/02/mht4ff1.jpg"><img alt="mht4FF(1)" class="alignright size-full wp-image-36" src="https://dongenguntuksemua.files.wordpress.com/2013/02/mht4ff1.jpg?w=570" /></a>Memang
kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani
itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan
minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak
memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan
haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang
bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. “Anak
tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !,” umpat si
Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu. </span></span></div>
<div align="justify">
<span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: verdana; font-size: x-small;">
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan
istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan
kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras.
Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat
tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk
sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.
Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir. </span></span></div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
<span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: verdana; font-size: x-small;"><b>Moral : </b>Jadilah seorang yang sabar dan bisa mengendalikan emosi. Dan juga, jangan melanggar janji yang telah kita buat atau ucapkan</span></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-1018586297328235252014-10-25T21:29:00.006-07:002014-10-25T21:29:58.563-07:00<h2>
Hapus Air Matamu</h2>
<strong>Pengarang</strong><span style="color: black;"><strong>:
Kahlil Gibran</strong></span><br />
<br />
Kategori: Kahlil Gibran, Jatuh Cinta<br />
<br />
Hapus air matamu<br />
Aku tak ingin kau menangis lagi sayang<br />
Yakin kan hati<br />
Diriku tak akan memilih meninggalkanmu<br />
<br />
Sekian waktu bersama<br />
Tak bisa menepis kenyataan<br />
Kita berbeda jalani keyakinan<br />
Tapi kau yang kuinginkan dari segalanya<br />
<br />
Setiap rinduku hanya memanggilmu<br />
Ku yakin kaupun mengerti<br />
Ku tak ingin menanggalkan hati<br />
Yang telah satu untuk dirimu<br />
<br />
Sayangku dengarkan aku<br />
Takmungkin ku melepasmu<br />
Kan kupertahankan Kau cinta aku<br />
Dan semua air matamu kan berarti dihidupku<br />
<br />
Bawalah cintaku bersamamu<br />
Karena ku tetap miliku selamanya<br />
Dan menikahlah denganku<br />
Bahagialah sampai batas waktu tak terhenti<br />
Ku hanya ingin kau jadi istriku<br />
untukmu satu cinta dihatiAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-44685526211562761792014-10-25T21:22:00.001-07:002014-10-25T21:22:16.849-07:00<span style="font-size: large;">Ku Kira Kau Mencintaiku</span><br />
<br />
<br />
“Aku kira kau mencintaiku, ternyata persepsi-ku salah selama ini menilaimu”<br />
<br />
Pagi itu tampak mendung, tak ada cahaya dari matahari sama sekali.
Rasanya aku tak mau berangkat sekolah pagi ini. Hawa yang dingin membuat
rasa males berlebihan. Tapi apa boleh buat, namanya seorang pelajar
harusnya pergi sekolah bukan tidur-tiduran di kasur. Ku percepat
langkahku untuk ke kamar mandi, lalu menyiapkan buku dan segera pergi.<br />
Kulajukan motorku dengan kecepatan minim. Masih terlalu pagi jadi
santai aja, kendaraan pun belum terlalu banyak dan tidak terlalu
memenuhi jalanan. Disamping aku sibuk mengendarai motorku, aku juga
menikmati segarnya angin pagi hari dan menghirup bau yang khas sehabis
hujan semalam.<br />
Sampai di sekolah. Kuparkirkan motorku, kulihat baru sedikit motor
yang ada. Aku terlalu kepagian, kulangkahkan kaki ku ke dalam kelas.
Kursi masih berada di atas meja semua. Kubalikkan kursiku dan duduk di
atasnya. Ku letakkan tasku di atas meja dan kuraba kolong mejaku. Terasa
ada sesuatu, lalu kuambil benda itu. Ada sebuah kertas berwarna biru
muda. Sebenarnya ingin kubuang, tapi aku penasaran ingin mengetahui isi
kertas itu.<br />
Kubuka perlahan. Dan tertuliskan<br />
“Ku tunggu kau di taman belakang pulang sekolah nanti -Kelvin.”<br />
Aku masih bingung, apa perintah itu untukku atau untuk orang lain?
Entahlah, aku tak ingin banyak memikirkan hal itu nanti seketika ia
berangkat akan kutanyakan padanya mengenai isi kertas yang kubaca.<br />
Kelvin datang. Ia duduk di tempatnya. Ya, aku dan dia satu kelas.
Ketika aku ingin menghampirinya, dia sudah menghampiriku lebih dulu.
Tanpa menyapa ia langsung menanyakannya.<br />
“Udah dibaca kan suratnya? Padahal aku kasihnya kemarin, malah gak kamu baca” lalu duduk di kursi depanku<br />
“Udah kok. Hehe maaf mungkin aku gak tau. Jadi udah gak berlaku nih perintahnya?”<br />
“Eeh… masih dong. Nanti pulang sekolah aku tunggu. Udah dulu yaaa… bye” ia segera lari keluar kelas.<br />
Bel berbunyi. Tanda waktu pelajaran hari ini berakhir. Ku angkat
kursiku di atas meja dan keluar dari kelas. Sampai di parkiran, aku baru
ingat jika ada janji untuk bertemu Kelvin di taman belakang setelah
pulang sekolah. Setelah sampai di taman. Kulihat tak ada satu pun orang
disana dan tiba tiba…<br />
“Baaa…” Kelvin tiba-tiba muncul di hadapanku, refleks aku kaget.<br />
“Ahh Kelvinnn..” kupukul manja lengannya.<br />
“Hehe maaf yaa, abis kutunggu lama sih” sembari memegang tanganku.<br />
Aku dan Kelvin duduk di kursi itu. Kursi yang dulu pertama kali ketika aku baru mengenalnya.<br />
“Oh ya kamu kenapa suruh aku kesini, Vin?” kupandang dirinya.<br />
“Ini aku mau bilang, sebenernya aku seneng banget kalau ada di deket kamu. Gak tau kenapa, nyaman aja gitu”<br />
“Terus gimana?”<br />
“Gak gimana-gimana, hehe. Kamu juga gemesin, baik, cantik lagi anaknya, gak gampang marah juga. Pokoknya beda sama yang lain”<br />
“Hehe makasih loh ya”<br />
“Iya, eh aku boleh pulang bareng sama kamu gak?”<br />
“Lah motor kamu?”<br />
“Tadi aku dianter sekolahnya”<br />
“Oh gitu, oke deh”<br />
Kunaiki motorku. Kali ini dia yang mengendarai, bukan aku. Kunikmati
dinginnya angin, yah walau panas terik matahari pun sedikit menyengat.
Sangat pelan sekali Kelvin mengendarai motorku.<br />
“Vin, kok pelan sih naik motornya?” kataku sedikit berteriak<br />
“Iya sekalian nikmatin nih, lagi seger banget anginnya”<br />
Ia lanjut memperhatikan jalanan. Kulihat awan semakin gelap, bau khas
air hujan telah tercium. Kurasa bentar lagi akan turun hujan. Yap!!
Benar, hujan turun begitu deras. Rasa sakit ketika air hujan mengenai
kulit tanganku. Kelvin lalu meng-gas kencang, aku kaget dan refleks
memeluknya.<br />
Diberhentikannya motorku di sebuah warung. Warung kecil mirip warteg
di pinggiran jalan. Diparkirkan motornya. Aku turun dan bersandar di
tembok warung itu. Perlahan kuatur nafasku. Aku terus saja tarik nafas
ketika hujan muncul. Entah mengapa, ada keunikan tersendiri bagiku. Aku
suka hujan, senang menghirup udaranya dan melihat airnya yang jatuh.
Kulihat Kelvin sibuk dengan barang yang dibawanya. Dia menghampiriku.<br />
“Kita tunggu disini dulu ya, hujannya mendadak banget”<br />
“Iya Vin” jawabku singkat.<br />
Hujan tambah begitu deras. Anginnya pun dingin, membuat bulu romaku berdiri. Seperti menggigil rasanya.<br />
“Duhh pake gak bawa jas hujan sama jaket lagi. Kan dingin jadinya”
keluhku dalam hati sambil mengusapkan kedua telapak tanganku. Kelvin
melihat kejadian itu, ia langsung mengambil jaket yang sedang dipakainya
dan memakaikannya padaku.<br />
“Pake dulu aja”<br />
“Kamunya?” aku melihatnya<br />
“Aku gak papa kok, kan dingin banget ini. Nanti daripada masuk angin”<br />
“Makasih ya..” balasku dengan senyuman.<br />
Esoknya aku telat berangkat sekolah. Mungkin karena semalam kesibukan
mengerjakan tugas yang diberikan guru fisika kemarin. Aku baru masuk
ketika jam pelajaran kosong. Untung saja, kalau tidak aku sudah disuruh
lari mengelilingi lapangan 20 kali sebesar istana merdeka itu sambil
membawa kursi. Dan tahukah apa aku mampu melakukannya? Yang ada baru dua
atau tiga putaran aku sudah pingsan.<br />
Kulihat dari tadi perasaan nggak ada sama sekali batang hidungnya
Kelvin. Kemana dia? Apa dia gak masuk gara-gara kemarin? Apa dia sakit?
Atau dia telat. Banyak pertanyaan muncul dalam benakku. Setelah
kuteliti, kata temannya. Kelvin sedang di ruang musik, latihan nyanyi
dengan grup band-nya. Aku langsung saja menuju ruangan itu. Ketika ku
buka, kulihat dia sedang bernyanyi dan memainkan gitarnya. Alunan nada
yang begitu mellow dan suaranya yang lembut membuatku begitu memahami
lirik demi liriknya.<br />
Setelah selesai, ku tepukkan tanganku yang menandai bagus latihannya
saat itu. Kelvin mendekati dengan senyum yang melekat di bibirnya.<br />
“Sejak kapan kamu disini, Put?”<br />
“Dari awal kamu mulai latihannya”<br />
“Kok aku baru tau ya..”<br />
“Kamu fokus sama nyanyi dan main gitarnya kali. Jadi gak tau aku dateng. Oh ya keren banget loh”<br />
“Akunya atau…?”<br />
“Yehh Ge-eR banget, lagu sama iringan musiknya dong..” kutepuk pelan lengan kirinya<br />
“Hehe orangnya gak?”<br />
“Gak lah..”<br />
“Masa gak sih…” sembari mencolek daguku.<br />
“Gak tau maksudnyaaa” aku meletkan lidahku.<br />
Tiba-tiba tangannya meluncur di hidungku. Ditariknya hidungku sampai
sakit. Ahh sakit rasanya. Di ruang itu menjadi saksi bahwa semenjak hari
itu aku mulai menyukainya.<br />
Hari-hari berikutnya pun kujalani bersamanya. Mulai dari bercanda dan
tertawa bersama. Aku rasa, perasaan ini terus berkembang dan tak
terkendalikan. Seringkali aku salah tingkah jika berhadapan dengannya.
Bukan hanya itu juga, gombalan gombalan yang menjurus pun sering
kulakukan untuknya. Bukan sekedar untuk merayu, tapi menyenangkan hatiku
maupun hatinya. Kata demi kata keluar begitu saja. Sampai akhirnya aku
baru mengetahui bahwa aku benar benar jatuh cinta kepadanya.<br />
Malam minggu ini rencananya Kelvin mau dateng ke rumah. Katanya sih
mau ngajak jalan. Mumpung akunya juga lagi gak ada kegiatan, aku iyakan
saja. Setelah beberapa menit sehabis dandan. Suara klakson mobil
mengundangku untuk cepat-cepat membukanya. Kudapati Kelvin berdiri dan
senyum indahnya sudah mengawali perkataannya malam ini. Segera ku ambil
tasku dan melaju ke sebuah restaurant langganannya.<br />
Di dalam mobil aku tak banyak cakap dengannya. Begitu sampai
dibukakan pintunya untukku, Aku bagaikan ratu malam itu. Kita juga
begitu lahap menyantap Steak dan segelas coklat panasnya. Sampai saat
ini tak ada pembicaraan yang menjurus untukku. Aku tak mengerti, kita
berdua jadi diam-diaman. Setelah selesai dia pamit untuk pergi ke
toilet. Aku hanya mengangguk. Ketika ia balik, dia baru mengajakku
bicara.<br />
“Put?”<br />
“Apa Vin?”<br />
“Kamu suka gak aku ajak makan disini? Sekali-kali juga kan, daripada di rumah doang”<br />
“Suka kok, hehe iya bener tuh. Oh ya terima kasih loh sebelumnya udah diajak kesini”<br />
“Iya sama-sama. Eh abis ini aku ada acara, dipanggil buat perform di Cafe Red. Kamu mau ikut?”<br />
“Ehm boleh deh”<br />
Kelvin lalu menarik tanganku dalam genggamannya. Hatiku bergerak
cepat, ada rasa senang ketika hal itu terjadi. Rasa yang selama ini
kupendam akhirnya bangkit dan berseri-seri entah kejadian di malam itu
tak akan pernah kulupakan seumur hidupku. Walaupun aku belum mengetahui
persis apakah kamu mencintaiku juga seperti aku mencintaimu.<br />
Satu bulan berlalu, hubungan pertemanan kita semakin dekat. Tidak
seperti layaknya sahabat tetapi lebih dari itu. Kata kata indah terucap
begitu saja dari bibirmu maupun bibirku. Tahukah kamu? Rasaku yang
selama ini kupendam terjawab sudah. Mungkin kamu juga mempunyai rasa
yang sama sepertiku. Kita bagaikan dua pasangan tapi tak ada status
hubungan, ada hanya hubungan persahabatan. Tetapi apakah sahabat seperti
ini? Aku bingung dan juga senang. Akankah hubungan ini akan berakhir
indah? Terlalu banyak yang kau berikan padaku selama ini. Dari hal kecil
sampai yang besar. Mungkin ini kebahagiaan sementara, atau mungkin
abadi. Aku tak mengerti, yang jelas aku benar-benar jatuh cinta padamu.
Kuharap kau tahu ini.<br />
Tepat hari ini 10 Januari. Hari ulang tahunku yang ke-17. Kuharap di
ulang tahunku ada hal yang istimewa dan membuatku tak melupakannya
seumur hidupku. Dan dengan adanya Kelvin di kehidupanku, kuharap dia
bisa menggantikan Alm. Papah dan menjadi masa depanku kelak nanti, Amin.
Aku persiapkan segalanya, masak makanan-makanan untuk perayaan nanti
malam. Aku sungguh benar benar berharap, malam nanti begitu spesial
walau tak begitu mewah.<br />
Jam 20.00 tepat. Perayaan dimulai. Tapi belum kulihat adanya Kelvin
di acara ini. Ingin aku mulai, namun Kelvin belum juga datang. Untuk
mempersingkat waktu, aku buka perayaan ini.<br />
“Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga… yeeayy”<br />
Kulihat Kelvin belum juga muncul.<br />
“Eh make a wishnya dulu, Put..” sambung Eta.<br />
Aku mengadahkan tangan dan berkata dalam hati<br />
“Tuhan, di ulang tahunku ini aku mau yang terbaik. Kuharap Kelvin segera mengetahui perasaanku saat ini” kutiup lilinnya.<br />
Teman-temanku bersorak gembira. Aku mulai mengambil pisau dan memotong kue pertama.<br />
“Hayo, kuenya yang pertama buat siapa tuh? Dipastiin buat yang paling spesial yaa”<br />
“Orangnya belum dateng…” kusingkirkan piringnya.<br />
Tuhan sangat cepat mengabulkan doaku. Kelvin datang dan sekarang tepat di hadapanku.<br />
“Selamat ulang tahun manis. Semoga dapet yang terbaik ya. Ini
kadonya, maaf gak terlalu mahal tapi semoga bermanfaat” sembari memberi
senyum indahnya.<br />
“Iya makasih ya, ini buat kamu” kuberikan potongan kue pertama tadi.<br />
“Kembali kasih ya” lalu mengambil kuenya.<br />
Malam itu tak begitu mewah tapi kurasa indah. Indah karena adanya
ciptaan Tuhan yang sangat memberikanku motivasi untuk menjadi lebih
baik. Bisa mengembalikan ceriaku seperti dulu lagi, iya dialah Kelvin.
Hanya dia yang mampu membuatku seperti ini. Kelvin datang menghampiriku.
Apa dia tahu bahwa aku sedang memikirkannya. Tapi semua tidak seperti
yang aku fikirkan. Kelvin datang bersama seorang gadis cantik di
genggaman tangannya. Siapa gadis itu? Apa itu kakaknya? Atau pacarnya?
Dadaku menyempit, sesak kurasa. Aku harap yang ia bawa itu bukan
kekasihnya.<br />
Kelvin menepuk pundakku.<br />
“Put.”<br />
Aku berbalik badan “Apa Vin?”<br />
“Aku mau bilang sesuatu ke kamu. Aku harap kamu seneng dengernya” tangannya masih ada dalam genggaman gadis itu.<br />
“Emang apa Vin?”<br />
“Ini kenalin, dia Nadya pacar aku. Kenalin Nadya ini sahabatku yang paling cantik, yang pernah aku ceritain ke kamu”<br />
DAMN! Kelvin, Nadya? Kelvin udah pacaran? Ini beneran atau mimpi sih?
Masa cepet banget, kemarin baru Kelvin mesra-mesraan sama aku. Sekarang
udah pacaran? Terus selama ini kata kata yang dia tujukan ke aku cuma
sebatas teman aja? Nggak lebih? Terus kata kata manisnya buat aku cuma
buat nyenengin hati aku doang? Aku segera meninggalkan mereka berdua.<br />
Retak. Remuk. Hancur hatiku saat ini. Kelvin. Nadya. Pacaran. Ahh..
Kubanting pintu kamarku sekencang mungkin. Aku menangis begitu deras.
Bagaimana tidak. 6 bulan lamanya aku telah bersama dengan Kelvin. Memang
aku tak ada hubungan tapi dengan adanya Kelvin di hidupku. Aku bahagia,
aku sangat nyaman bila bersamanya. Kenapa kau hancurkan kebahagianku,
Tuhan? Kenapa kau izinkan Kelvin bersama Nadya. Dibandingkan dengan aku
yang sangat mencintainya. Kenapa kau tak sempatkan aku singgah di
hatinya? Kenapa kau hancurkan harapanku yang begitu kokoh dan lenyap
begitu saja? Sakit Tuhan, sakit rasanya. Aku mencintainya sungguh, aku
tak ingin yang lain. Aku ingin dia, Tuhan! Aku ingin Kelvin mewarnai
kehidupanku lagi…<br />
Semua itu. Hari ulang tahunku ke-17 hancur sudah. Kukira ada yang
istimewa di malam itu. Tapi Tuhan tak berkehendak. Mungkin bagi Tuhan
keistimewaannya terletak pada Kelvin dan Nadya. Iya, Tuhan begitu baik.
Memberikan yang terbaik kepada Kelvin dan Nadya, bukan aku. Mungkin
Tuhan tidak ingin aku disakiti Kelvin suatu saat nanti, maka ia berikan
semua itu padaku. Walaupun sakit, susah kurasa untuk melupakan semuanya.
Semua kejadian begitu sangat singkat. Ini adalah cobaan, cobaan dalam
sebuah percintaan. Kita pun tak tahu, entah esok hari siapa yang akan
pergi dan meninggalkan kita lebih dulu. Dan mungkin selama ini aku telah
salah terhadap kelakuan Kelvin. Aku telah salah menilai persepsi Kelvin
padaku. Apa aku terlalu berharap dan jadi seperti ini.<br />
Kejadian itu membuatku sadar akan hal mencintai dan dicintai. Untuk
itu berhati-hatilah dalam masalah ini. Apalagi jika kita menyukai
sahabat kita sendiri. Proses untuk mencapai lebih awal dan tidak terjadi
apa-apa tidak semudah yang kamu bayangkan. Banyak sekali tanjakan dan
tikungan yang akan menghadang :)<br />
<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-68117897036019017692014-10-25T21:19:00.001-07:002014-10-25T21:19:37.035-07:001. Pantun jenaka<br />
Limau purut di tepi rawa,,<br />
Buah dilanting belum masak,<br />
Sakit perut sebab tertawa,,<br />
Melihat kucing duduk berbedak<br />
analisis : seseorang yang tertawa terbahak - bahak karena dia melihat kucing yang mukanya penuh dengan bedak yang sedang duduk di bangku ilustrasi : Toni tertawa terbahak - bahak karena kucing yang dia pelihara memakai bedak yang ada di depan kucing nya, san kucing itu duduk di depan teras rumah nya..<br />
<br />
2. Pantun cinta<br />
Tepi kolam nanam jamur<br />
biji tomat numbuh pepaya<br />
Tiap malam susah tidur <br />
masih teringat indah matanya .<br />
analisis : setiap malam tidak bisa tidur karena teringat keindahan mata nya disaat pertama kali bertemu<br />
ilustrasi : Romi tidak bisa tidur karena dia masih teringat keondahhan mata seoeang wanita yang dia temui tadi di tepi kolam renang disaat dia renang tadi pagi..<br />
<br />
3. Pantun nasehat<br />
Di tepi kali saya menyinggah<br />
menghilang penat menaham jerat<br />
Orang tua jangan disanggah<br />
agar selamat dunia akhirat<br />
analisis : kita dilarang menyanggah orang tua kita selagi mereka masih hidup agar kita selamat di dunia dan di akhirat<br />
ilustrasi : Tomo anak yang patuh kepada kedua orang tua nya karena menurut nya itu perbuatan yang dosa, dan dia ingin selamat di dunia dan di akhirat.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-65132008415570097982014-04-19T21:02:00.000-07:002014-04-19T21:02:02.052-07:00<span style="font-size: x-large;"><span>Seringkali</span> <span style="font-size: large;">s</span></span>ebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk dapat
digunakan didalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis
dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang
fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya.<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"> Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung
pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Untuk keperluan
pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang
sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"> Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah :</span><br />
<span class="fullpost"> 1. Akhiran (Sufiks): -kan, -i, –nya, -in, -at, -is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi.</span><br />
<span class="fullpost"> 2. Awalan (Prefiks): ber-, per-, me-, di-, ter-, ke-, se-, dan pe-</span><br />
<span class="fullpost"> 3. Sisipan (Infiks): -el, -em, dan –er</span><br />
<span class="fullpost"> 4. Imbuhan gabung (Konfiks): ber-kan, ber-an, per-kan,
per-I, me-kan, me-I, memper-, memper-kan, memper-I, di-kan, di-I,
diper-, diper-kan, diper-I, ter-kan, ter-I, ke-an, se-nya, pe-an,
per-an</span><br />
<span class="fullpost"> Dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara menggunakan imbuhan tersebut. </span><a href="http://draft.blogger.com/blogger.g?blogID=3197589638674675664" name="more"></a><span class="fullpost"></span><span class="fullpost"></span><br />
<span style="font-size: large;"><br /><span class="fullpost"><b> </b></span></span>
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Akhiran</b> (<b>sufiks</b>/ <b>sufix</b>) </span>adalah imbuhan yang
terletak di akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah
mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya di sebut safiksasi
(suffixation). Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya, man, wati, wan,
asi, isme, in, wi, dan lainnya dalam contoh.<br />
Contoh: -an + pikir→pikiran, -in + hadir→hadirin, -wan +
karya→karyawan, -wati+karya→kryawati, -wi+ manusia→manusiawi. Semua
akhiran ini di sebut sebagai akhiran untuk kata benda.<br />
Sedangkan akhiran yang berupa kata sifat, seperti: -if→aktif,
sportif. -ik→magnetik, elektronik. -is→praktis, anarkis.
-er→komplementer, parlementer. -wi→manusiawi, surgawi, duniwi.<br />
Kadang-kadang akhiran yang berupa kata sifat, ada yang berasal dari
bahasa inggris dan ada yang berasal dari bahasa arab. Contoh:
-al→formal, nasional. -iah→alamiah, batiniah. -i→abadi, alami, hewani,
rohani. -nya→melihatnya, mendengarnya, mengalaminya. -in→muslimin,
mu’minin. -at→muslimat, mu’minat. -us→politikus. -or→koruptor.
-if→produktif, sportif. Untuk lebih lengkap, simak selanjutnya.<br />
Pada kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia kita jumpai akhiran-akhiran seperti berikut:<br />
<ul>
<li>–al misalnya pada actual, structural, emosional, intelektual. Kata-kata yang berakhiran –al ini tergolong kata sifat.</li>
<li>–asi/isasi misalnya pada afiksasi, konfirmasi, nasionalisasi,
kaderisasi, komputerisasi. Akhiran tersebut menyatakan ‘proses
menjadikan’ atau ‘penambahan’.</li>
<li>–asme misalnya pada pleonasme, aktualisme, sarkasme, antusiasme. Akhiran ini menyatakan kata benda.</li>
<li>–er seperti pada primer, sekunder, arbitrer, elementer. Akhiran ini menyatakan sifat.</li>
<li>–et seperti pada operet, mayoret, sigaret, novelete. Akhiran ini
menyatakan pengertian ‘kecil’. Jadi operet itu ‘opera kecil’, novelet
itu ‘novel kecil’.</li>
<li>–i/wi/iah misalnya pada hakiki, maknawi, asasi, asali, duniawi,
gerejani, insani, harfiah, unsuriyah, wujudiyah. Akhiran-akhiran ini
menyatakan sifat.</li>
<li>–if misalnya pada aktif, transitif, obyektif, agentif, naratif. Akhiran ini menyatakan sifat.</li>
<li>–ik (1) seperti pada linguistik, statistik, semantic, dedaktik. Akhiran ini menyatakan ‘benda’ dalam arti ‘bidang ilmu’.</li>
<li>-ik (2) seperti pada spesifik, unik, karakteristik, fanatik, otentik. Akhiran ini menyatakan sifat.</li>
<li>–il seperti pada idiil, materiil, moril. Akhiran ini menyatakan sifat. Pada kata-kata lain kata-kata ini diganti dengan –al.</li>
<li>–is (1) pada kata praktis, ekonomis, yuridis, praktis, legendaries, apatis. Akhiran ini menyatakan sifat.</li>
<li>–is (2) pada kata ateis, novelis, sukarnois, marxis, prosaic, esei.
Akhiran ini menyatakan orang yang mempunyai faham seperti disebut dalam
kata dasar, atau orang yang ahli menulis dalam bentuk seperti yang
disebut di dalam kata dasar.</li>
<li>–isme seperti pada nasionalisme, patriotisme, Hinduisme, bapakisme. Isme artinya ‘faham’.</li>
<li>–logi seperti pada filologi, sosiologi, etimologi, kelirumologi, -logiartinya ‘ilmu’.</li>
<li>–ir seperti pada mariner, avonturir, banker. Akhiran ini menyatakan
orang yang bekerja pada bidang atau orang yang mempunyai kegemaran ber-.</li>
<li>–or seperti pada editor, operator, deklamator, noderator. Akhiran
ini artinya orang yang bertindak sebagai orang yang mempunyai kepandaian
seperti yang tersebut pada kata dasar.</li>
<li>–ur seperti pada donator, redaktur, kondektur, debitur, direktur.
Akhiran ini seperti yang di atas menyatakan agentif atau pelaku;</li>
<li>–itas seperti pada aktualitas, objektivitas, universitas, produktivitas. Akhiran ini menyatakan benda.</li>
</ul>
<br />
Selain imbuhan yang berasal dari B.Indonesia sendiri (-kan, me-, di-,
dan lain-lain), kita juga mengenal imbuhan asing. Imbuhan asing ini
sudah diserap dan disesuaikan dengan ejaan yang baku, EYD.<br />
Imbuhan yang berasal dari asing itu adalah:<br />
a. Berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu: -man, -wan, -wati.<br />
b. Berasal dari bahasa Arab, yaitu: -i, -wi, -iah.<br />
c. Berasal dari bahasa Inggris, yaitu: -is, -isme, -istis, -isasi.<br />
<br />
Contoh kata-kata berimbuhan asing tersebut adalah:<br />
- seniman (asal kata: seni) Arti: orang yang bergelut di bidang seni<br />
- hartawan (asal kata: harta) Arti: orang yang banyak harta<br />
- wartawati (asal kata: warta) Arti: orang yang mencari warta (berita)<br />
- insani (asal kata: insan) Arti: bersifat insan (secara insan)<br />
- duniawi (asal kata: dunia) Arti: bersifat dunia (secara dunia)<br />
- lahiriah (asal kata: lahir) Arti: bersifat lahir (secara lahir)<br />
- praktis (asal kata: praktik) Arti: bersifat praktik (mudah digunakan)<br />
- komunisme (asal kata: komunis) Arti: paham komunis<br />
- materialistis (asal kata: material) Arti: bersifat kebendaan<br />
- spesialisasi (asal kata: spesial) Arti: bersifat spesial (khusus)<br />
<br />
Bagaimana penggunaannya dalam kalimat? Wah, kalian tentu bisa menggunakannya!<br />
Lalu, jika ada masalah dengan kata kameraman, apakah betul?<br />
Jawabnya, salah. Kameraman tersebut berasal dari kata bahasa Inggris 'cameraman' dan kita tidak mengenal imbuhan asing <b>-man</b> dari bahasa Inggris.<br />
Jadi, yang benar adalah <u>kamerawan.</u><br />
<span class="fullpost"><b> </b></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-56270484806666741472014-04-04T07:06:00.003-07:002014-04-04T07:07:46.444-07:00<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">僕たちの歌</span></span></div>
<span style="font-size: large;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: large;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">君の歌った鼻歌が僕の鼻歌と重なった</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">よくあることかもしれないけどそれがおかしくてまた笑った</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">そんな些細な偶然もとても嬉しくなるんだよ</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">だって君と僕は誰よりも特別だって思いたいんだ</span><span style="line-height: 115%;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">時々不安にもなるからついまた探してしまうんだよ</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">目に見えない糸のような二人を強く繋ぎあうもの</span><span style="line-height: 115%;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">たとえ他の誰が笑っても僕は強く信じてるから</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">今もずっとずっと願っているよ二人でいる未来を</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">前を向いて歩いて行くよ一人きりじゃないから</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">いつの日か君とほら運命だったねって</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">一緒に笑えるといいな</span><span style="line-height: 115%;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">二人で歩く帰り道ふと見上げた大きな空</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">小さな僕らが出会えたことそれだけで素敵なことだよね</span><span style="line-height: 115%;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">何気ない君との時間も当たり前のような明日も</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">掛け替えないものなんだって君がそう教えてくれたんだ</span><span style="line-height: 115%;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">どんな明日も君がいれば僕はきっと進んで行ける</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">君とずっとずっと歩いて行こう二人でいる未来へ</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">前を向く勇気をくれるよいつも君の笑顔が</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">どんな日もきっと僕らなら大丈夫って</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">一緒に笑えるといいな</span><span style="line-height: 115%;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">こんな僕でも強くなれるよ、</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">ただ君がそばにいるだけで</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">だから君がくじけそうなときは僕がそばにいたいんだ</span><span style="line-height: 115%;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">たとえ他の誰が笑っても僕は強く信じてるから</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">今もずっとずっと願っているよ二人でいる未来を</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">前を向いて歩いて行くよ一人きりじゃないから</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">いつの日か君とほら運命だったねって</span><span style="line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "MS Mincho"; line-height: 115%;">二人で笑いながら一緒に歩けるといいな</span></span><span style="font-size: 20.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]-->Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-25155795427829997342014-04-04T06:29:00.001-07:002014-04-04T06:29:03.385-07:00<strong>Puisi Bahasa Jepang </strong><br />
<br />
<strong> </strong>Arashi ga yukute wo saegittemo<br />
itsudemo baku ga kimi wo mamotte irukoto wo omoidashite.<br />
Bokura futari wa magarikunetta michi wo ayundeiku.<br />
Kimi ga kanjiteru fuan mo kimi to irukoto de boku no itibu dayo.<br />
Subete no urei wo kono boku no kata ni azuketeokure.<br />
<br />
<strong> translate</strong><br />
<br />
<strong>walau badai menghadang<br />
ingatlah ku kan slalu setia menjagamu<br />
berdua kita lewati jalan yg berliku...tajam<br />
resah yang kau rasakan<br />
kan jadi bagian hidupku bersamamu<br />
letakkan sgala lara di pundakku ini...</strong><br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-32307808692709635942014-04-04T06:28:00.000-07:002014-04-04T06:28:03.281-07:00<h2 style="text-align: center;">
<span style="color: black;"><strong>연</strong> </span>( yeon )</h2>
<div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: green;">바람 부는 날</span><span style="color: green;"> ( param bunel nal )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: green;">나는 ( nanen )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: green;">너를 향해 ( norel hyang hae )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: green;">연을 띄운다 ( yeonel tiunda )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #33cccc;"><span style="color: maroon;">내 연연한 </span> </span> <span style="color: maroon;">( ne yeon yeonan )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: maroon;">마음을띄운다 ( maemel tiunda )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: navy;">티 없이 연연한 ( ti opsi yeon yeonan )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: navy;">그리움이 ( keriumi )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: navy;">창을 두드리면 ( cangel duderimyeon )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: green;">너는 ( nonen )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: green;">문을 열고 나와 ( munel yeolgo nawa )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: green;">창공에 ( canggonge )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: green;">휘날리는 깃발을 보아라 ( hwinallinen gibalel boara )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: navy;">오늘도 나는 ( oneldo nanen )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: navy;">연연한 ( yeon yeonan )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: navy;">사랑의 실타래를 풀어 ( sarangei siltarerel puro )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: navy;">절절한 사연을 ( chol cholan sayonel )</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: navy;">하늘 높이 띄운다 ( hanel nopi tiunda )</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-85837696615457968962014-02-23T01:46:00.002-08:002014-02-23T01:46:36.110-08:00Hingga Lelah Hati Ini<br />
<br />
Ku tahu,<br />
Ku bukanlah<br />
Sesuatu yang istimewa<br />
Ku bukan yang terbaik<br />
<br />
Ku hanyalah hiasan<br />
Di kedua matamu<br />
Bukan hiasan di matamu<br />
Dan bukan hiasan di hatimu<br />
<br />
Di hatiku<br />
Kau bagaikan malaikat<br />
Yang selalu ku nantikan kehadiranmu<br />
Yang selalu kuharapkan cinta mu<br />
<br />
Dulu...<br />
Selalu kuharapkan semua darimu<br />
Hingga bosan hati ku<br />
Hingga lelah hati ini...Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-72221649559032877962014-02-23T01:39:00.002-08:002014-02-23T01:39:35.834-08:00<span style="font-size: large;">Senyum Manis</span><br />
<br />
Senyum manis<br />
Yang bisa menghiasi wajah mu<br />
Kini telah sirna<br />
Bagai ditelan kegelapan<br />
Wajah cantik<br />
Yang dipenuhi keceriaan<br />
Kini telah hilang<br />
Dan digantikan oleh kekecewaan<br />
Sudahlah. . .<br />
Tak usah lagi di kenang<br />
Kenangan pahit yang kian pilu<br />
Membuatku bersedih sayang<br />
Tak bisakah engkau<br />
Mengembalikan senyum mu<br />
Dari wajah cantik mu<br />
Hanya untuk ku<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-34875492523613140312014-02-08T19:56:00.001-08:002014-02-08T19:56:17.158-08:00<span style="font-size: x-large;">N</span>YANYIAN <span style="font-size: x-large;"> S</span>E<span style="font-size: small;">MALAM</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Lihatlah lipatan ombak itu</span><br />
<span style="font-size: small;">Tergenang resah basahi bibir penyair</span><br />
<span style="font-size: small;">Saat kemilau kehidupan</span><br />
<span style="font-size: small;">Menyisakan sejengkal untuk para nelayan</span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;">Kadang kesunyian</span><br />
<span style="font-size: small;">Mencipta setapak suara</span><br />
<span style="font-size: small;">Yang melumuri lautan maha dalam</span><br />
<span style="font-size: small;">Setelah</span><br />
<span style="font-size: small;">Nyanyian semalam membekas keemasan</span><br />
<span style="font-size: small;">Seperti</span><br />
<span style="font-size: small;">Fajar yang baru sadar dan mulai terbangun</span><br />
<span style="font-size: small;">dari ranjang tidur</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-787134579818570982014-02-08T19:40:00.002-08:002014-02-08T19:40:40.013-08:00<div style="text-align: left;">
KAWAN </div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8XWeKSO9-hZniJyOJb3556pG3DIWfeCiE6SaP6wLcQKf1NoA0dr19p82k_c1DFwS-8O46FqZ3yBSvkXP1VsHxBi7STKSJ1DUuGG17m5DFBalo5LfyT9RQCylPh8OvKFSr1g53RrK7S4Lm/s1600/13577962171120642500.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8XWeKSO9-hZniJyOJb3556pG3DIWfeCiE6SaP6wLcQKf1NoA0dr19p82k_c1DFwS-8O46FqZ3yBSvkXP1VsHxBi7STKSJ1DUuGG17m5DFBalo5LfyT9RQCylPh8OvKFSr1g53RrK7S4Lm/s1600/13577962171120642500.jpg" height="151" width="200" /></a><br />
Terlihat wajah yang sedih <br />
Seorang lelaki menangis<br />
Merenung kehilangan arah<br />
Tiada pendamping hidupnya<br />
<br />
Terusik tajamnya dunia<br />
Menahan semua kesedihan<br />
Tersingkir dari bahagia<br />
Yang terbuang jauh<br />
Sendiri......<br />
<br />
Kawan... Dimana kamu..?<br />
Aku di sini<br />
di dalam sepi<br />
menjalani hidup<br />
<br />
Kawan... Gandeng tanganku...<br />
Ajaklah aku<br />
Temani aku<br />
Menuju bahagia<br />
<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-60228845434959750542014-01-25T23:25:00.003-08:002014-01-25T23:26:45.466-08:00<div style="text-align: left;">
<i><b> Kenangan Bersama Mu</b></i></div>
<br />
Malam yang gelap<br />
di hiasi bulan yang terang<br />
Memanggil diriku<br />
untuk jumpa dengan mu<br />
Kau duduk terdiam<br />
menahan tangisan<br />
dan kau ucap sebuah kata<br />
yang tak kan ku lupa<br />
<br />
<i>MUNGKINKAH....</i><br />
<br />
kau rasakan saat indah dulu<br />
<br />
<i>MUNGKINKAH... </i><br />
<br />
semua akan terulang kembali<br />
saat yang indah<br />
yang kita lewati<br />
seperti yang dulu...Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-91204901501649610892014-01-25T22:44:00.001-08:002014-01-25T22:44:14.001-08:00<div style="text-align: center;">
<i><b>SABUK NABI SULAIMAN</b></i></div>
<br />
Kancil baru saja lepas dari bahaya maut. Para Buaya yang hendak memakannya telah ditipu mentah - mentah. Kancil bisa berjalan dengan santai.<br />
Perutnya mulai terasa lapar karena seharian dipakai untuk berlari dan berjalan guna menyelamatkan diri.<br />
Kini Ia berjalan - jalan diteoi hutan.<br />
Tapi hup !!! Ada Macan lapar datang menghadangnya.<br />
"Cil ! Aku sudah tiga hari tidak makan daging...!!!" kata Macan sambil meneteskan air liur nya, Ia sudah ingin sekali menyantap daging Kancil.<br />
"Mau memakanku? Siapa takut? Boleh saja!" kata Kancil seperti tanpa beban dan rasa takut.<br />
"Betulkan Cil? Kau mau Ku makan?" tanya Macan dengan riang dan mata berbinar.<br />
"Aku maklum, aku kan hewan kecil, mau menolak juga tidak bisa, tapi........."<br />
"Kenapa Cil.....?"<br />
"Sebelum Aku mati, ijinkan aku minta satu hal."<br />
"Apa itu Cil...???"<br />
"Biarkan Aku mencari makan dulu sebentar saja di sekitar sini, aku akan makan daun atau apa saja, syukur kalau ada mentimun di sini."<br />
"Baiklah Cil permintaan terakhirmu ku kabul kan."<br />
"Terima kasih Macan yang baik hati, sekarang tolong pejamkan matamu sebentar, ya."<br />
"Lho? Kok pakai pejam mata segala Cil?"<br />
"Iya Can, seperti main petak umpet, toh aku tak bisa lari terlalu jauh darimu."<br />
"Baiklah, Cil ! Kupejamkan mataku."<br />
Lalu Kancil lari sekuat tenaga.<br />
"Sudah Cil ?"<br />
"Beluuuuumm......!"<br />
"Sudah Cil ?" tanya Macan sekali lagi.<br />
"Beluuuuuumm..!" jawab Kancil dengan suara seperti sayup - sayup agaknya dia sudah berada di kejauhan.<br />
"Sudah Cil ?"<br />
Kini Kancil sudah tidak menjawab lagi. Macan segera membuka sepasang matanya.<br />
"Wauww.....! Kemana Kancil? Jangan - jangan dia menipuku." Macan berusaha mencari kesana - kemari, namun sudah sekian lama tidak ia temukan si Kancil.<br />
"Bodahnya aku...!" geram si Macan. "Mestinya aku tidak usah menuruti omongan Kancil, seharusnya begitu ketemu langsung ku makan saja. Awas kau Kancil !!"<br />
Sementara itu Kancil terus berlari dan mencari persembunyian yang aman.<br />
Sesekali ia menoleh ke belakang, takut kalau - kalau Macan sudah berlari kencang datang mengejarnya.<br />
"Mudah - mudahan Macan sakit perut, sakit gigi, tertusuk duri atau dimakan setan sehingga tidak bisa mengejarku." gerutu Kancil sambil terus berlari cepat.<br />
Karena sering menoleh ke belakang ia kurang waspada terhadap situasi yang ada di depannya.<br />
"Hup! Aduh, hampir saja aku menabrak Ular yang sedang tidur ini." kata Kancil sembari melangkahkan langkahnya.<br />
Kancil istirahat tak jauh dari ular yang tidur sembari mencari akal.<br />
"Cepat atau lambat Macan itu pasti segera menemukanku, lalu apa yang harus aku lakukan agar aku bisa lolos dari ancaman maut ini?"<br />
Saat itu hari semakin siang. Maca emakin kelaparan.<br />
"Grrrr....! Kancil kurang ajar! Sembunyi di manapun kau pasti dapat ku temukan, aku bisa mencium bau keringatmu dari kejauhan!"<br />
Tak berapa lama kemudian ....<br />
"Nah ! Ini dia...!" kata Macan dengan girang setelah menemukan Kancil.<br />
"Ssssst !" desis Kancil lirih, "Jangan bicara keras - keras Can..."<br />
"Mau apalagi? Mau menipuku?"<br />
"Tidaaaak...! Tenang sajalah dulu !" sahut Kancil dengan enteng.<br />
"Usus di dalam perut ku sudah meronta - ronta, aku sudah suuuuaaaaangaaat laaaapuuuaaar, Cil !!! Sudah lah relakan dirimu dimakan."<br />
"Sabar, aku duduk di sini sebenarnya sedang bertugas. Aku diperintah oleh Baginda Nabi Sulaiman."<br />
"Jangan ngaco ! Apa tuas mu?"<br />
"Mari ikut aku."kata Kancil sembari mengajak Macan mendekati si Ular yang sedang tidur.<br />
Sepintas Ular itu mirip sabuk yang di gulung rapi.<br />
"Cil ini kan Ular?"<br />
"Wah bodohnya kau ini. Ini bukan ular hidup. In adalah sabuk nya Baginda Nabi Sulaiman, penguasa para binatang. Siapa yang memakai sabuk ini maka akan ditakuti oleh seluruh binatang di dunia ini."<br />
"Boleh ku coba Cil ?"<br />
"Jangan.... !!!"<br />
"Kalau tidak boleh langsung ku makan kau Cil."<br />
"Ba...baiklah kalau begitu."<br />
Macan segera menjulurkan lidah dan lehernya, ia bermaksud mengelus - elus sabuk itu sebelum memakainya.<br />
"Hmm... halus juga sabuk ini..." dsah Macan ambil terus menjilati benda yang dianggapnya sabuk itu.<br />
Tapi....<br />
"Macan kurang ajar!" tiba - tiba si Ular terbangun dari tidurnya.<br />
"Beraninya kamu mengganggu waktu istirahatku."<br />
Secepat kilat Ular itu membelit tubuh Macan dan menggigitnya di sana - sini.<br />
Macan tak mau kalah ia juga balas menggigit perut Ular dan mencakar - cakar tubuh Ular itu, keduanya bertarung seru dalam waktu yang lama.<br />
"Hiihiiihiiii....!!!" Kancil tertawa, "Aku tak mau tahu siapa yang akan menang dan akan bertahan hidup, lebih baik aku segera menyingkir jauh - jauh dari tempat ini. Selamat Tinggal Macan yang bodohh......!!!<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>~Selesai~</b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #cc0000;"><i><b>Lucu Kagak ???</b></i></span></div>
</blockquote>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-11771632796539568752014-01-12T01:35:00.001-08:002014-01-12T01:35:25.527-08:00<u><i>Tak Ingin Kehilanganmu....</i></u><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Aku akan selalu menyayangimu</div>
<div style="text-align: justify;">
aku akan selalu menjagamu </div>
<div style="text-align: justify;">
merawatmu, dan mencintaimu</div>
<div style="text-align: justify;">
selalu...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di saat suka maupun duka</div>
<div style="text-align: justify;">
aku berjanji,</div>
<div style="text-align: justify;">
aku akan meminang cinta kita</div>
<div style="text-align: justify;">
walau badai menerpa kita berdua,</div>
<div style="text-align: justify;">
dan memisahkan</div>
<div style="text-align: justify;">
kita berdua... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ku akan terus berusaha</div>
<div style="text-align: justify;">
tuk bersama melawan duka</div>
<div style="text-align: justify;">
sampai titik darah penghabisan,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Walau hanya setitik murka</div>
<div style="text-align: justify;">
yang terlintas di dalam jiwa...</div>
<div style="text-align: justify;">
mengikat cinta seerat jiwa kita,</div>
<div style="text-align: justify;">
Meraih cita cinta berdua hingga maut memisahkan kita,</div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya dirimulah yang ada di hati</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak pernah ingin melupakan dirimu.<br />
Apalagi benci.<br />
Sekian masa sekian cerita telah kita lewati.<br />
Suka dan duka bersama.<br />
Hanya nama mu yang terukir di jiwa ..<br />
Hanya wajah mu yag ada di bayangan ku...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lihat senyumku...<br />
Dengarkan suaraku...<br />
Akan teduhkan jiwamu.<br />
Karena aku mencintamu dengan kesungguhanku. </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-37599493800777089612014-01-12T00:32:00.002-08:002014-01-12T00:32:35.768-08:00<h2 style="text-align: center;">
<i><u><span style="color: #cc0000;">Makasih ya kamu sudah</span></u></i></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<i><u><span style="color: #cc0000;">mengisi hari ku dan</span></u></i></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<i><u><span style="color: #cc0000;">melukiskan warna indah</span></u></i></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<i><u><span style="color: #cc0000;">di hati ku selama ini.</span></u></i></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<i><u><span style="color: #cc0000;">Semoga warna cinta</span></u></i></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<i><u><span style="color: #cc0000;">yang ada akan semakin<span style="background-color: #ffe599;"><span></span></span></span></u></i></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<i><u><span style="color: #cc0000;">indah sejalan dengan</span></u></i></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<i><u><span style="color: #cc0000;">waktu...</span></u></i></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<i><u><span style="color: #cc0000;">I Love You... :*</span></u></i></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<i><u><span style="color: #cc0000;"> </span></u></i></h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3r1JTl4ZD9d7ivrHgE_r6_JIqLUSNpLQQoeTrnX3KYFAEOnL4bjdEL1mganw9-NrufYeGomD-sTI4qQaUVqKvSA22RBu1nVgG6UCANfc70Jp6Pckp6Ox6ztgOVWzJINvZt_mHVDs9lsZF/s1600/cerpen-cinta-terbaru.gif+w=310.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3r1JTl4ZD9d7ivrHgE_r6_JIqLUSNpLQQoeTrnX3KYFAEOnL4bjdEL1mganw9-NrufYeGomD-sTI4qQaUVqKvSA22RBu1nVgG6UCANfc70Jp6Pckp6Ox6ztgOVWzJINvZt_mHVDs9lsZF/s1600/cerpen-cinta-terbaru.gif+w=310.gif" /></a></div>
<h2 style="text-align: center;">
<br /></h2>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-61014561998107021672014-01-12T00:25:00.000-08:002014-01-12T02:01:13.374-08:00Maafkanlah aku yang telah membuat mu kecewa...<br />
Entah itu memang salah ku, atau mungkin...<br />
sekedar Drama yang kau buat untukku...<br />
Perlu kau ketahui...<br />
Di hatiku... Cuman ada nama mu... :(Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4780153604648029749.post-27940561038926201862014-01-12T00:20:00.001-08:002014-01-12T00:20:33.706-08:00Cinta, tak harus memiliki kesempurnaan raga...<br />
Cinta, bukanlah sekedar permainan kata - kata...<br />
Tapi Cinta, adalah sebuah permainan menjaga perasaan antar pemainnya...<br />
dan juga butuh rasa Percaya untuk memainkan permainan itu...<br />
Jangan bermain Cinta jika tidak bisa menghargai perasaan lawan main mu...Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15937049947252505304noreply@blogger.com0