Sabtu, 25 Januari 2014

SABUK  NABI  SULAIMAN

     Kancil baru saja lepas dari bahaya maut. Para Buaya yang hendak memakannya telah ditipu mentah - mentah. Kancil bisa berjalan dengan santai.
     Perutnya mulai terasa lapar karena seharian dipakai untuk berlari dan berjalan guna menyelamatkan diri.
Kini Ia berjalan - jalan diteoi hutan.
     Tapi hup !!! Ada Macan lapar datang menghadangnya.
     "Cil ! Aku sudah tiga hari tidak makan daging...!!!" kata Macan sambil meneteskan air liur nya, Ia sudah  ingin sekali menyantap daging Kancil.
     "Mau memakanku? Siapa takut? Boleh saja!" kata Kancil seperti tanpa beban dan rasa takut.
     "Betulkan Cil? Kau mau Ku makan?" tanya Macan dengan riang dan mata berbinar.
     "Aku maklum, aku kan hewan kecil, mau menolak juga tidak bisa, tapi........."
     "Kenapa Cil.....?"
     "Sebelum Aku mati, ijinkan aku minta satu hal."
     "Apa itu Cil...???"
     "Biarkan Aku mencari makan dulu sebentar saja di sekitar  sini, aku akan makan daun atau apa saja, syukur kalau ada mentimun di sini."
     "Baiklah Cil permintaan terakhirmu ku kabul kan."
     "Terima kasih Macan yang baik hati, sekarang tolong pejamkan matamu sebentar, ya."
     "Lho? Kok pakai pejam mata segala Cil?"
     "Iya Can, seperti main petak umpet, toh aku tak bisa lari terlalu jauh darimu."
     "Baiklah, Cil ! Kupejamkan mataku."
     Lalu Kancil lari sekuat tenaga.
     "Sudah Cil ?"
     "Beluuuuumm......!"
     "Sudah Cil ?" tanya Macan sekali lagi.
     "Beluuuuuumm..!" jawab Kancil dengan suara seperti sayup - sayup agaknya dia sudah berada di kejauhan.
     "Sudah Cil ?"
     Kini Kancil sudah tidak menjawab lagi. Macan segera membuka sepasang matanya.
     "Wauww.....! Kemana Kancil? Jangan - jangan dia menipuku." Macan berusaha mencari kesana - kemari, namun sudah sekian lama tidak ia temukan si Kancil.
     "Bodahnya aku...!" geram si Macan. "Mestinya aku tidak usah menuruti omongan Kancil, seharusnya begitu ketemu langsung ku makan saja. Awas kau Kancil !!"
     Sementara itu Kancil terus berlari dan mencari persembunyian yang aman.
     Sesekali ia menoleh ke belakang, takut kalau - kalau Macan sudah berlari kencang datang mengejarnya.
     "Mudah - mudahan Macan sakit perut, sakit gigi, tertusuk duri atau dimakan setan sehingga tidak bisa mengejarku." gerutu Kancil sambil terus berlari cepat.
     Karena sering menoleh ke belakang ia kurang waspada terhadap situasi yang ada di depannya.
     "Hup! Aduh, hampir saja aku menabrak Ular yang sedang tidur ini." kata Kancil sembari melangkahkan langkahnya.
     Kancil istirahat tak jauh dari ular yang tidur sembari mencari akal.
     "Cepat atau lambat Macan itu pasti segera menemukanku, lalu apa yang harus aku lakukan agar aku bisa lolos dari ancaman maut ini?"
     Saat itu hari semakin siang. Maca emakin kelaparan.
     "Grrrr....! Kancil kurang ajar! Sembunyi di manapun kau pasti dapat ku temukan, aku bisa mencium bau keringatmu dari kejauhan!"
     Tak berapa lama kemudian ....
     "Nah ! Ini dia...!" kata Macan dengan girang setelah menemukan Kancil.
     "Ssssst !" desis Kancil lirih, "Jangan bicara keras - keras Can..."
     "Mau apalagi? Mau menipuku?"
     "Tidaaaak...! Tenang sajalah dulu !" sahut Kancil dengan enteng.
     "Usus di dalam perut ku sudah meronta - ronta, aku sudah suuuuaaaaangaaat laaaapuuuaaar, Cil !!! Sudah lah relakan dirimu dimakan."
     "Sabar, aku duduk di sini sebenarnya sedang bertugas. Aku diperintah oleh Baginda Nabi Sulaiman."
     "Jangan ngaco ! Apa tuas mu?"
     "Mari ikut aku."kata Kancil sembari mengajak Macan mendekati si Ular yang sedang tidur.
     Sepintas Ular itu mirip sabuk yang di gulung rapi.
     "Cil ini kan Ular?"
     "Wah bodohnya kau ini. Ini bukan ular hidup. In adalah sabuk nya Baginda Nabi Sulaiman, penguasa para binatang. Siapa yang memakai sabuk ini maka akan ditakuti oleh seluruh binatang di dunia ini."
     "Boleh ku coba Cil ?"
     "Jangan.... !!!"
     "Kalau tidak boleh langsung ku makan kau Cil."
     "Ba...baiklah kalau begitu."
     Macan segera menjulurkan lidah dan lehernya, ia bermaksud mengelus - elus sabuk itu sebelum memakainya.
      "Hmm... halus juga sabuk ini..." dsah Macan ambil terus menjilati benda yang dianggapnya sabuk itu.
      Tapi....
      "Macan kurang ajar!" tiba - tiba si Ular terbangun dari tidurnya.
      "Beraninya kamu mengganggu waktu istirahatku."
      Secepat kilat Ular itu membelit tubuh Macan dan menggigitnya di sana - sini.
      Macan tak mau kalah ia juga balas menggigit perut Ular dan mencakar - cakar tubuh Ular itu, keduanya bertarung seru dalam waktu yang lama.
      "Hiihiiihiiii....!!!" Kancil tertawa, "Aku tak mau tahu siapa yang akan menang dan akan bertahan hidup, lebih baik aku segera menyingkir jauh - jauh dari tempat ini. Selamat Tinggal Macan yang bodohh......!!!

~Selesai~

Lucu Kagak ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar