Sabtu, 25 Oktober 2014

Keledai Menyanyi

Disinari sinar matahari pagi, rumput berbalut embun pagi bersinar seperti kilauan kaca. Lagi dan lagi keledai menggosok hidungnya di atasnya. Butiran air menggantung sebentar di hidung hitamnya yang besar dan kemudian menggelinding jatuh seperti kelereng. Badannya kurus, bahkan tulang-tulang iganya tampak menonjol keluar di sisi tubuhnya. Kakinya gemetaran hampir-hampir tidak bisa menyangga tubuhnya. Beberapa kali ia doyong hampir jatuh terlentang.
Pada kondisi inilah Pak Tani menemukannya, dan ia masih menjilat-jilat embun di rerumputan. Jelas sekali keledai ini pasti sakit atau kelaparan. Tetapi ia tidak mau makan tunas rumput yang lunak kesukaannya.
"Semua ini karena musik," kata keledai itu dengan sedih ketika Pak Tani menanyakan kenapa ia merana. "Semua ini untuk musik!"
"Musik?!" Pak Tani berseru keheranan. "Apa hubungannya musik dengan ini?"
"Yah, kamu tahu," jawab keledai. "Aku dengar si jangkrik bisa menyanyi dengan indah sehingga aku ingin bisa bernyanyi seindah mereka. Aku pikir sangat luar biasa jika aku bisa menghibur banyak penonton. Ketika aku tanya bagaimana bisa mereka melakukannya, jawabnya mereka hanya hidup dengan minum embun di rerumputan. Aku sudah tidak makan apa-apa sejak minggu lalu kecuali air embun. Aku sudah mau mati kelaparan. Tapi tetap saja aku hanya bisa meringkik!"
"Dasar kamu bodoh, keledai bodoh!" Pak Tani tertawa. Ia lalu membawakan keledai itu sekumpulan tunas tanaman, lalu berkata, "Kamu pikir jika saya hanya makan rumput lalu saya nantinya bisa meringkik?"    

Pemburu dan Penebang Kayu

Alkisah, ada seorang pemburu yang tinggal di sebuah desa kecil. Walaupun ia seorang pemburu, sayangnya ia tidak begitu pemberani.
Akhir-akhir ini seekor singa sering datang memangsa ternak milik para penduduk. Ia sudah menelan domba, biri-biri, kambing, kuda, sapi, dan banteng. Para penduduk lalu meminta pemburu itu untuk menangkap binatang ganas itu segera.

Pemburu itu berkemas dengan malas. Ia membawa senjatanya pergi ke dalam hutan. Tak berapa lama, ia bertemu dengan seorang penebang kayu. Penebang itu sedang mengayunkan kapaknya ke sebuah pohon besar.    
"Hai penebang kayu!" pemburu itu menyapa dengan gagah. "Apakah kamu melihat jejak singa di sekitar sini?"
"Tak hanya jejaknya, atau bahkan sarangnya. Aku akan membawa singa itu kepadamu sekarang!" jawab penebang kayu.
Seketika wajah pemburu itu menjadi pucat seputih kapas. Sambil menggigil ketakutan, ia menjawab, "Tidak usah! Terimakasih! Bukan singa yang aku cari. Aku hanya mencari jejaknya saja!" 

Orang Tamak dan Orang Dengki

Dua orang hidup bertetangga. Mereka masing-masing memiliki sifat buruk. Yang satu orangnya tamak. Ia tidak pernah puas dengan apa yang ia peroleh. Yang satu lagi orangnya pendengki. Ia tidak pernah suka jika tetangganya memperoleh kebahagiaan.
Dalam ketamakannya, si tamak berdoa agar semua keinginannya selalu dikabulkan. Dan karena kedengkiannya, si dengki berharap agar apa pun yang didapat si tamak, ia ingin mendapatkan dua kali lebih banyak.
Suatu saat si tamak berdoa mengharapkan sebuah kamar penuh terisi emas, dan doanya terkabul. Demikian juga doa si dengki turut dikabulkan, ia mendapatkan dua buah kamar yang penuh terisi emas. Dua kali lebih banyak daripada si tamak.
Kebahagiaan si tamak tidak berlangsung lama, begitu ia tahu, tetangganya yang pendengki mendapatkan harta dua kali lebih banyak. Tak tahan melihatnya, tak sengaja ia berucap, "Butakan saja sebelah mataku sehingga aku tidak perlu melihat tetanggaku memilikinya!"
Dan doanya terkabul. Demikian juga doa tetangganya yang pendengki. Ia mendapatkan dua kali lebih banyak. Sekarang kedua matanya tidak dapat melihat.  

Asal Mula Rumah Siput

Dahulu kala, siput tidak membawa rumahnya kemana-mana… Pertama kali siput tinggal di sarang burung yang sudah ditinggalkan induk burung di atas pohon .
Malam terasa hangat dan siang terasa sejuk karena daun-daun pohon merintangi sinar matahari yang jatuh tepat ke sarang tempat siput tinggal. Tetapi ketika musim Hujan datang, daun-daun itu tidak bisa lagi menghalangi air hujan yang jatuh,.. siput menjadi basah dan kedinginan terkena air hujan.
Kemudian siput pindah ke dalam lubang yang ada di batang pohon, Jika hari panas, siput terlindung dengan baik, bahkan jika hujan turun, siput tidak akan basah dan kedinginan. Sepertinya aku menemukan rumah yang cocok untukku, gumam siput dalam hati.
Tetapi di suatu hari yang cerah, datanglah burung pelatuk ,, tok..tok…tok…burung pelatuk terus mematuk batang pohon tempat rumah siput, siput menjadi terganggu dan tidak bisa tidur,
Dengan hati jengkel, siput turun dari lubang batang pohon dan mencari tempat tinggal selanjutnya. Siput menemukan sebuah lubang di tanah, kelihatannya hangat jika malam datang, pikir siput. Siput membersihkan lubang tersebut dan memutuskan untuk tinggal di dalamnya, tetapi ketika malam datang, tikus-tikus datang menggali dari segala arah merusak rumah siput. Apa mau dikata, siput pergi meninggalkan lubang itu untuk mencari rumah baru….
Siput berjalan terus sampai di tepi pantai penuh dengan batu karang. Sela-sela batu karang dapat menjadi rumahku !!! siput bersorak senang, aku bisa berlindung dari panas matahari dan hujan, tidak aka nada burung pelatuk yang akan mematuk batu karang ini, dan tikus-tikus tidak akan mampu menggali lubang menembus ke batu ini.
Siput pun dapat beristirahat dengan tenang, tetapi ketika air laut pasang dan naik sampai ke atas batu karang, siput ikut tersapu bersama dengan ombak. Sekali lagi siput harus pergi mencari rumah baru. Ketika berjalan meninggalkan pantai, siput menemukan sebuah cangkang kosong, bentuknya cantik dan sangat ringan….
Karena lelah dan kedinginan, Siput masuk ke dalam cangkang itu , merasa hangat dan nyaman lalu tidur bergelung di dalamnya.
Ketika pagi datang, Siput menyadari telah menemukan rumah yang terbaik baginya. Cangkang ini sangat cocok untuknya. Aku tidak perlu lagi cepat-cepat pulang jika hujan turun, aku tidak akan kepanasan lagi, tidak ada yang akan menggangguku, …. aku akan membawa rumah ini bersamaku ke manapun aku pergi.

Asal Usul Danau Toba

mht4F6(1)Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. “Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar,” gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.
mht4F9(1)Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. “Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.” Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. “Bermimpikah aku?,” gumam petani.
“Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata,” kata gadis itu. “Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu,” kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
mht4FC(1)Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. “Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,” gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. “Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! ” kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan Petan dan istri bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. “Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!” kata Petani kepada istrinya. “Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Puteri kepada suaminya.
mht4FF(1)Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. “Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !,” umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.

Moral : Jadilah seorang yang sabar dan bisa mengendalikan emosi. Dan juga, jangan melanggar janji yang telah kita buat atau ucapkan

Hapus Air Matamu

Pengarang: Kahlil Gibran

Kategori: Kahlil Gibran, Jatuh Cinta

Hapus air matamu
Aku tak ingin kau menangis lagi sayang
Yakin kan hati
Diriku tak akan memilih meninggalkanmu

Sekian waktu bersama
Tak bisa menepis kenyataan
Kita berbeda jalani keyakinan
Tapi kau yang kuinginkan dari segalanya

Setiap rinduku hanya memanggilmu
Ku yakin kaupun mengerti
Ku tak ingin menanggalkan hati
Yang telah satu untuk dirimu

Sayangku dengarkan aku
Takmungkin ku melepasmu
Kan kupertahankan Kau cinta aku
Dan semua air matamu kan berarti dihidupku

Bawalah cintaku bersamamu
Karena ku tetap miliku selamanya
Dan menikahlah denganku
Bahagialah sampai batas waktu tak terhenti
Ku hanya ingin kau jadi istriku
untukmu satu cinta dihati
Ku Kira Kau Mencintaiku


“Aku kira kau mencintaiku, ternyata persepsi-ku salah selama ini menilaimu”

Pagi itu tampak mendung, tak ada cahaya dari matahari sama sekali. Rasanya aku tak mau berangkat sekolah pagi ini. Hawa yang dingin membuat rasa males berlebihan. Tapi apa boleh buat, namanya seorang pelajar harusnya pergi sekolah bukan tidur-tiduran di kasur. Ku percepat langkahku untuk ke kamar mandi, lalu menyiapkan buku dan segera pergi.
Kulajukan motorku dengan kecepatan minim. Masih terlalu pagi jadi santai aja, kendaraan pun belum terlalu banyak dan tidak terlalu memenuhi jalanan. Disamping aku sibuk mengendarai motorku, aku juga menikmati segarnya angin pagi hari dan menghirup bau yang khas sehabis hujan semalam.
Sampai di sekolah. Kuparkirkan motorku, kulihat baru sedikit motor yang ada. Aku terlalu kepagian, kulangkahkan kaki ku ke dalam kelas. Kursi masih berada di atas meja semua. Kubalikkan kursiku dan duduk di atasnya. Ku letakkan tasku di atas meja dan kuraba kolong mejaku. Terasa ada sesuatu, lalu kuambil benda itu. Ada sebuah kertas berwarna biru muda. Sebenarnya ingin kubuang, tapi aku penasaran ingin mengetahui isi kertas itu.
Kubuka perlahan. Dan tertuliskan
“Ku tunggu kau di taman belakang pulang sekolah nanti -Kelvin.”
Aku masih bingung, apa perintah itu untukku atau untuk orang lain? Entahlah, aku tak ingin banyak memikirkan hal itu nanti seketika ia berangkat akan kutanyakan padanya mengenai isi kertas yang kubaca.
Kelvin datang. Ia duduk di tempatnya. Ya, aku dan dia satu kelas. Ketika aku ingin menghampirinya, dia sudah menghampiriku lebih dulu. Tanpa menyapa ia langsung menanyakannya.
“Udah dibaca kan suratnya? Padahal aku kasihnya kemarin, malah gak kamu baca” lalu duduk di kursi depanku
“Udah kok. Hehe maaf mungkin aku gak tau. Jadi udah gak berlaku nih perintahnya?”
“Eeh… masih dong. Nanti pulang sekolah aku tunggu. Udah dulu yaaa… bye” ia segera lari keluar kelas.
Bel berbunyi. Tanda waktu pelajaran hari ini berakhir. Ku angkat kursiku di atas meja dan keluar dari kelas. Sampai di parkiran, aku baru ingat jika ada janji untuk bertemu Kelvin di taman belakang setelah pulang sekolah. Setelah sampai di taman. Kulihat tak ada satu pun orang disana dan tiba tiba…
“Baaa…” Kelvin tiba-tiba muncul di hadapanku, refleks aku kaget.
“Ahh Kelvinnn..” kupukul manja lengannya.
“Hehe maaf yaa, abis kutunggu lama sih” sembari memegang tanganku.
Aku dan Kelvin duduk di kursi itu. Kursi yang dulu pertama kali ketika aku baru mengenalnya.
“Oh ya kamu kenapa suruh aku kesini, Vin?” kupandang dirinya.
“Ini aku mau bilang, sebenernya aku seneng banget kalau ada di deket kamu. Gak tau kenapa, nyaman aja gitu”
“Terus gimana?”
“Gak gimana-gimana, hehe. Kamu juga gemesin, baik, cantik lagi anaknya, gak gampang marah juga. Pokoknya beda sama yang lain”
“Hehe makasih loh ya”
“Iya, eh aku boleh pulang bareng sama kamu gak?”
“Lah motor kamu?”
“Tadi aku dianter sekolahnya”
“Oh gitu, oke deh”
Kunaiki motorku. Kali ini dia yang mengendarai, bukan aku. Kunikmati dinginnya angin, yah walau panas terik matahari pun sedikit menyengat. Sangat pelan sekali Kelvin mengendarai motorku.
“Vin, kok pelan sih naik motornya?” kataku sedikit berteriak
“Iya sekalian nikmatin nih, lagi seger banget anginnya”
Ia lanjut memperhatikan jalanan. Kulihat awan semakin gelap, bau khas air hujan telah tercium. Kurasa bentar lagi akan turun hujan. Yap!! Benar, hujan turun begitu deras. Rasa sakit ketika air hujan mengenai kulit tanganku. Kelvin lalu meng-gas kencang, aku kaget dan refleks memeluknya.
Diberhentikannya motorku di sebuah warung. Warung kecil mirip warteg di pinggiran jalan. Diparkirkan motornya. Aku turun dan bersandar di tembok warung itu. Perlahan kuatur nafasku. Aku terus saja tarik nafas ketika hujan muncul. Entah mengapa, ada keunikan tersendiri bagiku. Aku suka hujan, senang menghirup udaranya dan melihat airnya yang jatuh. Kulihat Kelvin sibuk dengan barang yang dibawanya. Dia menghampiriku.
“Kita tunggu disini dulu ya, hujannya mendadak banget”
“Iya Vin” jawabku singkat.
Hujan tambah begitu deras. Anginnya pun dingin, membuat bulu romaku berdiri. Seperti menggigil rasanya.
“Duhh pake gak bawa jas hujan sama jaket lagi. Kan dingin jadinya” keluhku dalam hati sambil mengusapkan kedua telapak tanganku. Kelvin melihat kejadian itu, ia langsung mengambil jaket yang sedang dipakainya dan memakaikannya padaku.
“Pake dulu aja”
“Kamunya?” aku melihatnya
“Aku gak papa kok, kan dingin banget ini. Nanti daripada masuk angin”
“Makasih ya..” balasku dengan senyuman.
Esoknya aku telat berangkat sekolah. Mungkin karena semalam kesibukan mengerjakan tugas yang diberikan guru fisika kemarin. Aku baru masuk ketika jam pelajaran kosong. Untung saja, kalau tidak aku sudah disuruh lari mengelilingi lapangan 20 kali sebesar istana merdeka itu sambil membawa kursi. Dan tahukah apa aku mampu melakukannya? Yang ada baru dua atau tiga putaran aku sudah pingsan.
Kulihat dari tadi perasaan nggak ada sama sekali batang hidungnya Kelvin. Kemana dia? Apa dia gak masuk gara-gara kemarin? Apa dia sakit? Atau dia telat. Banyak pertanyaan muncul dalam benakku. Setelah kuteliti, kata temannya. Kelvin sedang di ruang musik, latihan nyanyi dengan grup band-nya. Aku langsung saja menuju ruangan itu. Ketika ku buka, kulihat dia sedang bernyanyi dan memainkan gitarnya. Alunan nada yang begitu mellow dan suaranya yang lembut membuatku begitu memahami lirik demi liriknya.
Setelah selesai, ku tepukkan tanganku yang menandai bagus latihannya saat itu. Kelvin mendekati dengan senyum yang melekat di bibirnya.
“Sejak kapan kamu disini, Put?”
“Dari awal kamu mulai latihannya”
“Kok aku baru tau ya..”
“Kamu fokus sama nyanyi dan main gitarnya kali. Jadi gak tau aku dateng. Oh ya keren banget loh”
“Akunya atau…?”
“Yehh Ge-eR banget, lagu sama iringan musiknya dong..” kutepuk pelan lengan kirinya
“Hehe orangnya gak?”
“Gak lah..”
“Masa gak sih…” sembari mencolek daguku.
“Gak tau maksudnyaaa” aku meletkan lidahku.
Tiba-tiba tangannya meluncur di hidungku. Ditariknya hidungku sampai sakit. Ahh sakit rasanya. Di ruang itu menjadi saksi bahwa semenjak hari itu aku mulai menyukainya.
Hari-hari berikutnya pun kujalani bersamanya. Mulai dari bercanda dan tertawa bersama. Aku rasa, perasaan ini terus berkembang dan tak terkendalikan. Seringkali aku salah tingkah jika berhadapan dengannya. Bukan hanya itu juga, gombalan gombalan yang menjurus pun sering kulakukan untuknya. Bukan sekedar untuk merayu, tapi menyenangkan hatiku maupun hatinya. Kata demi kata keluar begitu saja. Sampai akhirnya aku baru mengetahui bahwa aku benar benar jatuh cinta kepadanya.
Malam minggu ini rencananya Kelvin mau dateng ke rumah. Katanya sih mau ngajak jalan. Mumpung akunya juga lagi gak ada kegiatan, aku iyakan saja. Setelah beberapa menit sehabis dandan. Suara klakson mobil mengundangku untuk cepat-cepat membukanya. Kudapati Kelvin berdiri dan senyum indahnya sudah mengawali perkataannya malam ini. Segera ku ambil tasku dan melaju ke sebuah restaurant langganannya.
Di dalam mobil aku tak banyak cakap dengannya. Begitu sampai dibukakan pintunya untukku, Aku bagaikan ratu malam itu. Kita juga begitu lahap menyantap Steak dan segelas coklat panasnya. Sampai saat ini tak ada pembicaraan yang menjurus untukku. Aku tak mengerti, kita berdua jadi diam-diaman. Setelah selesai dia pamit untuk pergi ke toilet. Aku hanya mengangguk. Ketika ia balik, dia baru mengajakku bicara.
“Put?”
“Apa Vin?”
“Kamu suka gak aku ajak makan disini? Sekali-kali juga kan, daripada di rumah doang”
“Suka kok, hehe iya bener tuh. Oh ya terima kasih loh sebelumnya udah diajak kesini”
“Iya sama-sama. Eh abis ini aku ada acara, dipanggil buat perform di Cafe Red. Kamu mau ikut?”
“Ehm boleh deh”
Kelvin lalu menarik tanganku dalam genggamannya. Hatiku bergerak cepat, ada rasa senang ketika hal itu terjadi. Rasa yang selama ini kupendam akhirnya bangkit dan berseri-seri entah kejadian di malam itu tak akan pernah kulupakan seumur hidupku. Walaupun aku belum mengetahui persis apakah kamu mencintaiku juga seperti aku mencintaimu.
Satu bulan berlalu, hubungan pertemanan kita semakin dekat. Tidak seperti layaknya sahabat tetapi lebih dari itu. Kata kata indah terucap begitu saja dari bibirmu maupun bibirku. Tahukah kamu? Rasaku yang selama ini kupendam terjawab sudah. Mungkin kamu juga mempunyai rasa yang sama sepertiku. Kita bagaikan dua pasangan tapi tak ada status hubungan, ada hanya hubungan persahabatan. Tetapi apakah sahabat seperti ini? Aku bingung dan juga senang. Akankah hubungan ini akan berakhir indah? Terlalu banyak yang kau berikan padaku selama ini. Dari hal kecil sampai yang besar. Mungkin ini kebahagiaan sementara, atau mungkin abadi. Aku tak mengerti, yang jelas aku benar-benar jatuh cinta padamu. Kuharap kau tahu ini.
Tepat hari ini 10 Januari. Hari ulang tahunku yang ke-17. Kuharap di ulang tahunku ada hal yang istimewa dan membuatku tak melupakannya seumur hidupku. Dan dengan adanya Kelvin di kehidupanku, kuharap dia bisa menggantikan Alm. Papah dan menjadi masa depanku kelak nanti, Amin. Aku persiapkan segalanya, masak makanan-makanan untuk perayaan nanti malam. Aku sungguh benar benar berharap, malam nanti begitu spesial walau tak begitu mewah.
Jam 20.00 tepat. Perayaan dimulai. Tapi belum kulihat adanya Kelvin di acara ini. Ingin aku mulai, namun Kelvin belum juga datang. Untuk mempersingkat waktu, aku buka perayaan ini.
“Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga… yeeayy”
Kulihat Kelvin belum juga muncul.
“Eh make a wishnya dulu, Put..” sambung Eta.
Aku mengadahkan tangan dan berkata dalam hati
“Tuhan, di ulang tahunku ini aku mau yang terbaik. Kuharap Kelvin segera mengetahui perasaanku saat ini” kutiup lilinnya.
Teman-temanku bersorak gembira. Aku mulai mengambil pisau dan memotong kue pertama.
“Hayo, kuenya yang pertama buat siapa tuh? Dipastiin buat yang paling spesial yaa”
“Orangnya belum dateng…” kusingkirkan piringnya.
Tuhan sangat cepat mengabulkan doaku. Kelvin datang dan sekarang tepat di hadapanku.
“Selamat ulang tahun manis. Semoga dapet yang terbaik ya. Ini kadonya, maaf gak terlalu mahal tapi semoga bermanfaat” sembari memberi senyum indahnya.
“Iya makasih ya, ini buat kamu” kuberikan potongan kue pertama tadi.
“Kembali kasih ya” lalu mengambil kuenya.
Malam itu tak begitu mewah tapi kurasa indah. Indah karena adanya ciptaan Tuhan yang sangat memberikanku motivasi untuk menjadi lebih baik. Bisa mengembalikan ceriaku seperti dulu lagi, iya dialah Kelvin. Hanya dia yang mampu membuatku seperti ini. Kelvin datang menghampiriku. Apa dia tahu bahwa aku sedang memikirkannya. Tapi semua tidak seperti yang aku fikirkan. Kelvin datang bersama seorang gadis cantik di genggaman tangannya. Siapa gadis itu? Apa itu kakaknya? Atau pacarnya? Dadaku menyempit, sesak kurasa. Aku harap yang ia bawa itu bukan kekasihnya.
Kelvin menepuk pundakku.
“Put.”
Aku berbalik badan “Apa Vin?”
“Aku mau bilang sesuatu ke kamu. Aku harap kamu seneng dengernya” tangannya masih ada dalam genggaman gadis itu.
“Emang apa Vin?”
“Ini kenalin, dia Nadya pacar aku. Kenalin Nadya ini sahabatku yang paling cantik, yang pernah aku ceritain ke kamu”
DAMN! Kelvin, Nadya? Kelvin udah pacaran? Ini beneran atau mimpi sih? Masa cepet banget, kemarin baru Kelvin mesra-mesraan sama aku. Sekarang udah pacaran? Terus selama ini kata kata yang dia tujukan ke aku cuma sebatas teman aja? Nggak lebih? Terus kata kata manisnya buat aku cuma buat nyenengin hati aku doang? Aku segera meninggalkan mereka berdua.
Retak. Remuk. Hancur hatiku saat ini. Kelvin. Nadya. Pacaran. Ahh.. Kubanting pintu kamarku sekencang mungkin. Aku menangis begitu deras. Bagaimana tidak. 6 bulan lamanya aku telah bersama dengan Kelvin. Memang aku tak ada hubungan tapi dengan adanya Kelvin di hidupku. Aku bahagia, aku sangat nyaman bila bersamanya. Kenapa kau hancurkan kebahagianku, Tuhan? Kenapa kau izinkan Kelvin bersama Nadya. Dibandingkan dengan aku yang sangat mencintainya. Kenapa kau tak sempatkan aku singgah di hatinya? Kenapa kau hancurkan harapanku yang begitu kokoh dan lenyap begitu saja? Sakit Tuhan, sakit rasanya. Aku mencintainya sungguh, aku tak ingin yang lain. Aku ingin dia, Tuhan! Aku ingin Kelvin mewarnai kehidupanku lagi…
Semua itu. Hari ulang tahunku ke-17 hancur sudah. Kukira ada yang istimewa di malam itu. Tapi Tuhan tak berkehendak. Mungkin bagi Tuhan keistimewaannya terletak pada Kelvin dan Nadya. Iya, Tuhan begitu baik. Memberikan yang terbaik kepada Kelvin dan Nadya, bukan aku. Mungkin Tuhan tidak ingin aku disakiti Kelvin suatu saat nanti, maka ia berikan semua itu padaku. Walaupun sakit, susah kurasa untuk melupakan semuanya. Semua kejadian begitu sangat singkat. Ini adalah cobaan, cobaan dalam sebuah percintaan. Kita pun tak tahu, entah esok hari siapa yang akan pergi dan meninggalkan kita lebih dulu. Dan mungkin selama ini aku telah salah terhadap kelakuan Kelvin. Aku telah salah menilai persepsi Kelvin padaku. Apa aku terlalu berharap dan jadi seperti ini.
Kejadian itu membuatku sadar akan hal mencintai dan dicintai. Untuk itu berhati-hatilah dalam masalah ini. Apalagi jika kita menyukai sahabat kita sendiri. Proses untuk mencapai lebih awal dan tidak terjadi apa-apa tidak semudah yang kamu bayangkan. Banyak sekali tanjakan dan tikungan yang akan menghadang :)

1. Pantun jenaka
    Limau purut di tepi rawa,,
    Buah dilanting belum masak,
    Sakit perut sebab tertawa,,
    Melihat kucing duduk berbedak
    analisis : seseorang yang tertawa terbahak - bahak karena dia melihat kucing yang mukanya penuh dengan  bedak yang sedang duduk di bangku    ilustrasi : Toni tertawa terbahak - bahak karena kucing yang dia pelihara memakai bedak yang ada di depan kucing nya, san kucing itu duduk di depan teras rumah nya..

2. Pantun cinta
    Tepi kolam nanam jamur
    biji tomat numbuh pepaya
    Tiap malam susah tidur 
    masih teringat indah matanya .
    analisis : setiap malam tidak bisa tidur karena teringat keindahan mata nya disaat pertama kali bertemu
    ilustrasi : Romi tidak bisa tidur karena dia masih teringat keondahhan mata seoeang wanita yang dia temui tadi di tepi kolam renang disaat dia renang tadi pagi..

3. Pantun nasehat
    Di tepi kali saya menyinggah
    menghilang penat menaham jerat
    Orang tua jangan disanggah
    agar selamat dunia akhirat
    analisis : kita dilarang menyanggah orang tua kita selagi mereka masih hidup agar kita selamat di dunia dan di akhirat
    ilustrasi : Tomo anak yang patuh kepada kedua orang tua nya karena menurut nya itu perbuatan yang dosa, dan dia ingin selamat di dunia dan di akhirat.

Sabtu, 19 April 2014

Seringkali sebuah kata dasar atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan untuk dapat digunakan didalam perturutan. Imbuhan ini dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau bentuk dasarnya.
Imbuhan mana yang harus digunakan tergantung pada keperluan penggunaannya didalam pertuturan. Untuk keperluan pertuturan itu sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan dibubuhi pula dengan imbuhan lain.

Imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah :
1. Akhiran (Sufiks): -kan, -i, –nya, -in, -at, -is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi.
2. Awalan (Prefiks): ber-, per-, me-, di-, ter-, ke-, se-, dan pe-
3. Sisipan (Infiks): -el, -em, dan –er
4. Imbuhan gabung (Konfiks): ber-kan, ber-an, per-kan, per-I, me-kan, me-I, memper-, memper-kan, memper-I, di-kan, di-I, diper-, diper-kan, diper-I, ter-kan, ter-I, ke-an, se-nya, pe-an, per-an
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana cara menggunakan imbuhan tersebut.


Akhiran (sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya di sebut safiksasi (suffixation). Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya, man, wati, wan, asi, isme, in, wi, dan lainnya dalam contoh.
Contoh: -an + pikir→pikiran, -in + hadir→hadirin, -wan + karya→karyawan, -wati+karya→kryawati, -wi+ manusia→manusiawi. Semua akhiran ini di sebut sebagai akhiran untuk kata benda.
Sedangkan akhiran yang berupa kata sifat, seperti: -if→aktif, sportif. -ik→magnetik, elektronik. -is→praktis, anarkis. -er→komplementer, parlementer. -wi→manusiawi, surgawi, duniwi.
Kadang-kadang akhiran yang berupa kata sifat, ada yang berasal dari bahasa inggris dan ada yang berasal dari bahasa arab. Contoh: -al→formal, nasional. -iah→alamiah, batiniah. -i→abadi, alami, hewani, rohani. -nya→melihatnya, mendengarnya, mengalaminya. -in→muslimin, mu’minin. -at→muslimat, mu’minat. -us→politikus. -or→koruptor. -if→produktif, sportif. Untuk lebih lengkap, simak selanjutnya.
Pada kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia kita jumpai akhiran-akhiran seperti berikut:
  • –al misalnya pada actual, structural, emosional, intelektual. Kata-kata yang berakhiran –al ini tergolong kata sifat.
  • –asi/isasi misalnya pada afiksasi, konfirmasi, nasionalisasi, kaderisasi, komputerisasi. Akhiran tersebut menyatakan ‘proses menjadikan’ atau ‘penambahan’.
  • –asme misalnya pada pleonasme, aktualisme, sarkasme, antusiasme. Akhiran ini menyatakan kata benda.
  • –er seperti pada primer, sekunder, arbitrer, elementer. Akhiran ini menyatakan sifat.
  • –et seperti pada operet, mayoret, sigaret, novelete. Akhiran ini menyatakan pengertian ‘kecil’. Jadi operet itu ‘opera kecil’, novelet itu ‘novel kecil’.
  • –i/wi/iah misalnya pada hakiki, maknawi, asasi, asali, duniawi, gerejani, insani, harfiah, unsuriyah, wujudiyah. Akhiran-akhiran ini menyatakan sifat.
  • –if misalnya pada aktif, transitif, obyektif, agentif, naratif. Akhiran ini menyatakan sifat.
  • –ik (1) seperti pada linguistik, statistik, semantic, dedaktik. Akhiran ini menyatakan ‘benda’ dalam arti ‘bidang ilmu’.
  • -ik (2) seperti pada spesifik, unik, karakteristik, fanatik, otentik. Akhiran ini menyatakan sifat.
  • –il seperti pada idiil, materiil, moril. Akhiran ini menyatakan sifat. Pada kata-kata lain kata-kata ini diganti dengan –al.
  • –is (1) pada kata praktis, ekonomis, yuridis, praktis, legendaries, apatis. Akhiran ini menyatakan sifat.
  • –is (2) pada kata ateis, novelis, sukarnois, marxis, prosaic, esei. Akhiran ini menyatakan orang yang mempunyai faham seperti disebut dalam kata dasar, atau orang yang ahli menulis dalam bentuk seperti yang disebut di dalam kata dasar.
  • –isme seperti pada nasionalisme, patriotisme, Hinduisme, bapakisme. Isme artinya ‘faham’.
  • –logi seperti pada filologi, sosiologi, etimologi, kelirumologi, -logiartinya ‘ilmu’.
  • –ir seperti pada mariner, avonturir, banker. Akhiran ini menyatakan orang yang bekerja pada bidang atau orang yang mempunyai kegemaran ber-.
  • –or seperti pada editor, operator, deklamator, noderator. Akhiran ini artinya orang yang bertindak sebagai orang yang mempunyai kepandaian seperti yang tersebut pada kata dasar.
  • –ur seperti pada donator, redaktur, kondektur, debitur, direktur. Akhiran ini seperti yang di atas menyatakan agentif atau pelaku;
  • –itas seperti pada aktualitas, objektivitas, universitas, produktivitas. Akhiran ini menyatakan benda.

 Selain imbuhan yang berasal dari B.Indonesia sendiri (-kan, me-, di-, dan lain-lain), kita juga mengenal imbuhan asing. Imbuhan asing ini sudah diserap dan disesuaikan dengan ejaan yang baku, EYD.
Imbuhan yang berasal dari asing itu adalah:
a. Berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu: -man, -wan, -wati.
b. Berasal dari bahasa Arab, yaitu: -i, -wi, -iah.
c. Berasal dari bahasa Inggris, yaitu: -is, -isme, -istis, -isasi.

Contoh kata-kata berimbuhan asing tersebut adalah:
- seniman (asal kata: seni) Arti: orang yang bergelut di bidang seni
- hartawan (asal kata: harta) Arti: orang yang banyak harta
- wartawati (asal kata: warta) Arti: orang yang mencari warta (berita)
- insani (asal kata: insan) Arti: bersifat insan (secara insan)
- duniawi (asal kata: dunia) Arti: bersifat dunia (secara dunia)
- lahiriah (asal kata: lahir) Arti: bersifat lahir (secara lahir)
- praktis (asal kata: praktik) Arti: bersifat praktik (mudah digunakan)
- komunisme (asal kata: komunis) Arti: paham komunis
- materialistis (asal kata: material) Arti: bersifat kebendaan
- spesialisasi (asal kata: spesial) Arti: bersifat spesial (khusus)

Bagaimana penggunaannya dalam kalimat? Wah, kalian tentu bisa menggunakannya!
Lalu, jika ada masalah dengan kata kameraman, apakah betul?
Jawabnya, salah. Kameraman tersebut berasal dari kata bahasa Inggris 'cameraman' dan kita tidak mengenal imbuhan asing -man dari bahasa Inggris.
Jadi, yang benar adalah kamerawan.

Jumat, 04 April 2014



僕たちの歌



君の歌った鼻歌が僕の鼻歌と重なった
よくあることかもしれないけどそれがおかしくてまた笑った
そんな些細な偶然もとても嬉しくなるんだよ
だって君と僕は誰よりも特別だって思いたいんだ

時々不安にもなるからついまた探してしまうんだよ
目に見えない糸のような二人を強く繋ぎあうもの

たとえ他の誰が笑っても僕は強く信じてるから
今もずっとずっと願っているよ二人でいる未来を
前を向いて歩いて行くよ一人きりじゃないから
いつの日か君とほら運命だったねって
一緒に笑えるといいな

二人で歩く帰り道ふと見上げた大きな空
小さな僕らが出会えたことそれだけで素敵なことだよね

何気ない君との時間も当たり前のような明日も
掛け替えないものなんだって君がそう教えてくれたんだ

どんな明日も君がいれば僕はきっと進んで行ける
君とずっとずっと歩いて行こう二人でいる未来へ
前を向く勇気をくれるよいつも君の笑顔が
どんな日もきっと僕らなら大丈夫って
一緒に笑えるといいな

こんな僕でも強くなれるよ、
ただ君がそばにいるだけで
だから君がくじけそうなときは僕がそばにいたいんだ

たとえ他の誰が笑っても僕は強く信じてるから
今もずっとずっと願っているよ二人でいる未来を
前を向いて歩いて行くよ一人きりじゃないから
いつの日か君とほら運命だったねって
二人で笑いながら一緒に歩けるといいな

Puisi Bahasa Jepang

 Arashi ga yukute wo saegittemo
itsudemo baku ga kimi wo mamotte irukoto wo omoidashite.
Bokura futari wa magarikunetta michi wo ayundeiku.
Kimi ga kanjiteru fuan mo kimi to irukoto de boku no itibu dayo.
Subete no urei wo kono boku no kata ni azuketeokure.

 translate

walau badai menghadang
ingatlah ku kan slalu setia menjagamu
berdua kita lewati jalan yg berliku...tajam
resah yang kau rasakan
kan jadi bagian hidupku bersamamu
letakkan sgala lara di pundakku ini...

( yeon )

바람 부는 날 (  param bunel nal )
나는 ( nanen )
너를 향해 ( norel hyang hae )
연을 띄운다 ( yeonel tiunda )
내 연연한 ( ne yeon yeonan  )
마음을띄운다 ( maemel tiunda )
티 없이 연연한 ( ti opsi yeon yeonan )
그리움이 ( keriumi )
창을 두드리면 ( cangel duderimyeon )
너는 ( nonen )
문을 열고 나와 ( munel yeolgo nawa )
창공에 ( canggonge )
휘날리는 깃발을 보아라 ( hwinallinen gibalel boara )
오늘도 나는 ( oneldo nanen )
연연한 ( yeon yeonan )
사랑의 실타래를 풀어 ( sarangei  siltarerel  puro )
절절한 사연을 ( chol cholan sayonel )
하늘 높이 띄운다 ( hanel nopi tiunda )

Minggu, 23 Februari 2014

Hingga Lelah Hati Ini

Ku tahu,
Ku bukanlah
Sesuatu yang istimewa
Ku bukan yang terbaik

Ku hanyalah hiasan
Di kedua matamu
Bukan hiasan di matamu
Dan bukan hiasan di hatimu

Di hatiku
Kau bagaikan malaikat
Yang selalu ku nantikan kehadiranmu
Yang selalu kuharapkan cinta mu

Dulu...
Selalu kuharapkan semua darimu
Hingga bosan hati ku
Hingga lelah hati ini...
Senyum Manis

Senyum manis
Yang bisa menghiasi wajah mu
Kini telah sirna
Bagai ditelan kegelapan
Wajah cantik
Yang dipenuhi keceriaan
Kini telah hilang
Dan digantikan oleh kekecewaan
Sudahlah. . .
Tak usah lagi di kenang
Kenangan pahit yang kian pilu
Membuatku bersedih sayang
Tak bisakah engkau
Mengembalikan senyum mu
Dari wajah cantik mu
Hanya untuk ku

Sabtu, 08 Februari 2014

NYANYIAN  SEMALAM

Lihatlah lipatan ombak itu
Tergenang resah basahi bibir penyair
Saat kemilau kehidupan
Menyisakan sejengkal untuk para nelayan

Kadang kesunyian
Mencipta setapak suara
Yang melumuri lautan maha dalam
Setelah
Nyanyian semalam membekas keemasan
Seperti
Fajar yang baru sadar dan mulai terbangun
dari ranjang tidur
KAWAN 

Terlihat wajah yang sedih
Seorang lelaki menangis
Merenung kehilangan arah
Tiada pendamping hidupnya

Terusik tajamnya dunia
Menahan semua kesedihan
Tersingkir dari bahagia
Yang terbuang jauh
Sendiri......

Kawan... Dimana kamu..?
Aku di sini
di dalam sepi
menjalani hidup

Kawan... Gandeng tanganku...
Ajaklah aku
Temani aku
Menuju bahagia

Sabtu, 25 Januari 2014

 Kenangan Bersama Mu

Malam yang gelap
di hiasi bulan yang terang
Memanggil diriku
untuk jumpa dengan mu
     Kau duduk terdiam
     menahan tangisan
     dan kau ucap sebuah kata
     yang tak kan ku lupa

MUNGKINKAH....

kau rasakan saat indah dulu

MUNGKINKAH...

semua akan terulang kembali
saat yang indah
    yang kita lewati
    seperti yang dulu...
SABUK  NABI  SULAIMAN

     Kancil baru saja lepas dari bahaya maut. Para Buaya yang hendak memakannya telah ditipu mentah - mentah. Kancil bisa berjalan dengan santai.
     Perutnya mulai terasa lapar karena seharian dipakai untuk berlari dan berjalan guna menyelamatkan diri.
Kini Ia berjalan - jalan diteoi hutan.
     Tapi hup !!! Ada Macan lapar datang menghadangnya.
     "Cil ! Aku sudah tiga hari tidak makan daging...!!!" kata Macan sambil meneteskan air liur nya, Ia sudah  ingin sekali menyantap daging Kancil.
     "Mau memakanku? Siapa takut? Boleh saja!" kata Kancil seperti tanpa beban dan rasa takut.
     "Betulkan Cil? Kau mau Ku makan?" tanya Macan dengan riang dan mata berbinar.
     "Aku maklum, aku kan hewan kecil, mau menolak juga tidak bisa, tapi........."
     "Kenapa Cil.....?"
     "Sebelum Aku mati, ijinkan aku minta satu hal."
     "Apa itu Cil...???"
     "Biarkan Aku mencari makan dulu sebentar saja di sekitar  sini, aku akan makan daun atau apa saja, syukur kalau ada mentimun di sini."
     "Baiklah Cil permintaan terakhirmu ku kabul kan."
     "Terima kasih Macan yang baik hati, sekarang tolong pejamkan matamu sebentar, ya."
     "Lho? Kok pakai pejam mata segala Cil?"
     "Iya Can, seperti main petak umpet, toh aku tak bisa lari terlalu jauh darimu."
     "Baiklah, Cil ! Kupejamkan mataku."
     Lalu Kancil lari sekuat tenaga.
     "Sudah Cil ?"
     "Beluuuuumm......!"
     "Sudah Cil ?" tanya Macan sekali lagi.
     "Beluuuuuumm..!" jawab Kancil dengan suara seperti sayup - sayup agaknya dia sudah berada di kejauhan.
     "Sudah Cil ?"
     Kini Kancil sudah tidak menjawab lagi. Macan segera membuka sepasang matanya.
     "Wauww.....! Kemana Kancil? Jangan - jangan dia menipuku." Macan berusaha mencari kesana - kemari, namun sudah sekian lama tidak ia temukan si Kancil.
     "Bodahnya aku...!" geram si Macan. "Mestinya aku tidak usah menuruti omongan Kancil, seharusnya begitu ketemu langsung ku makan saja. Awas kau Kancil !!"
     Sementara itu Kancil terus berlari dan mencari persembunyian yang aman.
     Sesekali ia menoleh ke belakang, takut kalau - kalau Macan sudah berlari kencang datang mengejarnya.
     "Mudah - mudahan Macan sakit perut, sakit gigi, tertusuk duri atau dimakan setan sehingga tidak bisa mengejarku." gerutu Kancil sambil terus berlari cepat.
     Karena sering menoleh ke belakang ia kurang waspada terhadap situasi yang ada di depannya.
     "Hup! Aduh, hampir saja aku menabrak Ular yang sedang tidur ini." kata Kancil sembari melangkahkan langkahnya.
     Kancil istirahat tak jauh dari ular yang tidur sembari mencari akal.
     "Cepat atau lambat Macan itu pasti segera menemukanku, lalu apa yang harus aku lakukan agar aku bisa lolos dari ancaman maut ini?"
     Saat itu hari semakin siang. Maca emakin kelaparan.
     "Grrrr....! Kancil kurang ajar! Sembunyi di manapun kau pasti dapat ku temukan, aku bisa mencium bau keringatmu dari kejauhan!"
     Tak berapa lama kemudian ....
     "Nah ! Ini dia...!" kata Macan dengan girang setelah menemukan Kancil.
     "Ssssst !" desis Kancil lirih, "Jangan bicara keras - keras Can..."
     "Mau apalagi? Mau menipuku?"
     "Tidaaaak...! Tenang sajalah dulu !" sahut Kancil dengan enteng.
     "Usus di dalam perut ku sudah meronta - ronta, aku sudah suuuuaaaaangaaat laaaapuuuaaar, Cil !!! Sudah lah relakan dirimu dimakan."
     "Sabar, aku duduk di sini sebenarnya sedang bertugas. Aku diperintah oleh Baginda Nabi Sulaiman."
     "Jangan ngaco ! Apa tuas mu?"
     "Mari ikut aku."kata Kancil sembari mengajak Macan mendekati si Ular yang sedang tidur.
     Sepintas Ular itu mirip sabuk yang di gulung rapi.
     "Cil ini kan Ular?"
     "Wah bodohnya kau ini. Ini bukan ular hidup. In adalah sabuk nya Baginda Nabi Sulaiman, penguasa para binatang. Siapa yang memakai sabuk ini maka akan ditakuti oleh seluruh binatang di dunia ini."
     "Boleh ku coba Cil ?"
     "Jangan.... !!!"
     "Kalau tidak boleh langsung ku makan kau Cil."
     "Ba...baiklah kalau begitu."
     Macan segera menjulurkan lidah dan lehernya, ia bermaksud mengelus - elus sabuk itu sebelum memakainya.
      "Hmm... halus juga sabuk ini..." dsah Macan ambil terus menjilati benda yang dianggapnya sabuk itu.
      Tapi....
      "Macan kurang ajar!" tiba - tiba si Ular terbangun dari tidurnya.
      "Beraninya kamu mengganggu waktu istirahatku."
      Secepat kilat Ular itu membelit tubuh Macan dan menggigitnya di sana - sini.
      Macan tak mau kalah ia juga balas menggigit perut Ular dan mencakar - cakar tubuh Ular itu, keduanya bertarung seru dalam waktu yang lama.
      "Hiihiiihiiii....!!!" Kancil tertawa, "Aku tak mau tahu siapa yang akan menang dan akan bertahan hidup, lebih baik aku segera menyingkir jauh - jauh dari tempat ini. Selamat Tinggal Macan yang bodohh......!!!

~Selesai~

Lucu Kagak ???

Minggu, 12 Januari 2014

Tak Ingin Kehilanganmu....

Aku akan selalu menyayangimu
aku akan selalu menjagamu
merawatmu, dan mencintaimu
selalu...

Di saat suka maupun duka
aku berjanji,
aku akan meminang cinta kita
walau badai menerpa kita berdua,
dan memisahkan
kita berdua...

Ku akan terus berusaha
tuk bersama melawan duka
sampai titik darah penghabisan,

Walau hanya setitik murka
yang terlintas di dalam jiwa...
mengikat cinta seerat jiwa kita,
Meraih cita cinta berdua hingga maut memisahkan kita,
Hanya dirimulah yang ada di hati

Aku tak pernah ingin melupakan dirimu.
Apalagi benci.
Sekian masa sekian cerita telah kita lewati.
Suka dan duka bersama.
Hanya nama mu yang terukir di jiwa ..
Hanya wajah mu yag ada di bayangan ku...

Lihat senyumku...
Dengarkan suaraku...
Akan teduhkan jiwamu.
Karena aku mencintamu dengan kesungguhanku.

Makasih ya kamu sudah

mengisi hari ku dan

melukiskan warna indah

di hati ku selama ini.

Semoga warna cinta

yang ada akan semakin

indah sejalan dengan

waktu...

I Love You... :*

 


Maafkanlah aku yang telah membuat mu kecewa...
Entah itu memang salah ku, atau mungkin...
sekedar Drama yang kau buat untukku...
Perlu kau ketahui...
Di hatiku... Cuman ada nama mu... :(
Cinta, tak harus memiliki kesempurnaan raga...
Cinta, bukanlah sekedar permainan kata - kata...
Tapi Cinta, adalah sebuah permainan menjaga perasaan antar pemainnya...
 dan juga butuh rasa Percaya untuk memainkan permainan itu...
Jangan bermain Cinta jika tidak bisa menghargai perasaan lawan main mu...